Repelita Jakarta - Seorang mantan pemimpin geng yang kini berganti nama menjadi Abdul Aziz, menceritakan bagaimana suara adzan telah membawanya mengenal Islam dan mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Inilah kisahnya.
Abdul Aziz dulunya memimpin geng di Bronx, Queens, dan Brooklyn selama lebih dari satu dekade. Dunia yang ia jalani dipenuhi kekerasan—perampokan bersenjata, perang geng, dan berbagai tindakan kriminal lainnya. Ia lahir di Brooklyn, New York, dan dibesarkan di Bronx pada awal 80-an, sebuah lingkungan yang keras dan penuh dengan geng serta kekerasan.
"Saya tidak memiliki figur ayah dan ibu. Ayah meninggal ketika saya baru berusia tiga minggu, sementara ibu saya meninggalkan saya untuk diasuh oleh nenek," kenangnya. Sejak kecil, ia tumbuh tanpa sosok orang tua di rumah, sehingga mencari tempat untuk bersandar dan diterima di dunia geng.
Abdul Aziz mengaku telah terjerumus dalam dunia kriminal, menjual narkoba, merampok, dan terlibat dalam perang geng, hingga pernah ditembak, ditusuk, dan diserang berkali-kali. Meski demikian, ia terus menjalani kehidupan itu, berpikir bahwa itulah satu-satunya jalan. "Saya menikmati kekuasaan itu. Saat kami berjalan, orang-orang menyingkir," katanya.
Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan kehampaan. Semua itu terasa hampa dan kosong. "Hidup saya selalu dalam kejaran, dan meskipun saya ditakuti, apakah itu benar-benar memuaskan saya?" ujarnya.
Abdul Aziz pun mengalami pemberontakan agama. Ia meragukan keberadaan Tuhan, marah atas penderitaan yang dialaminya, dan bahkan mengutuk Tuhan. Ia merasa dirinya adalah pencipta takdirnya sendiri. "Saya pernah bersumpah, saya tidak akan pernah menjadi Muslim," ucapnya.
Namun, hidupnya berubah drastis setelah ia ditangkap polisi dalam sebuah perampokan. Penjara menjadi titik balik dalam hidupnya. "Semua yang dulu saya gunakan untuk melarikan diri—narkoba, alkohol, kekerasan—berhenti seketika," tuturnya. Di dalam penjara, ia mulai merenung dan mencari jawaban atas kehidupan yang dijalaninya.
Suatu hari, saat mendengar adzan untuk pertama kalinya, ia merasakan sesuatu yang berbeda. "Suaranya begitu indah, menggema di dalam hati saya," katanya dengan terharu. Ia pun bertanya kepada seorang temannya tentang adzan, yang menjelaskan bahwa itu adalah panggilan untuk shalat.
"Saat mendengar itu, saya merasa seperti menemukan jawaban yang selama ini saya cari," ujarnya. Ia mulai menyadari bahwa Islam memberikan jawaban yang jelas dan tegas atas pertanyaannya tentang Tuhan dan kehidupan. Tanpa konsep Trinitas atau Yesus sebagai Anak Tuhan, Islam mengajarkan bahwa Tuhan itu hanya satu.
Abdul Aziz kemudian memutuskan untuk memeluk Islam. "Saya berhenti minum, berhenti menggunakan narkoba, dan mulai menjalani hidup yang lebih baik," katanya. Ia merasa bahwa Islam memberikan ampunan bagi siapa pun yang benar-benar bertobat. "Saya merasa luar biasa, seperti memulai hidup baru."
Kini, ia merasa bahwa hubungan langsung dengan Sang Pencipta, yang selama ini hilang, telah membimbingnya ke jalan yang lebih baik. "Alhamdulillah, saya memeluk Islam dengan sepenuh hati dan mengucapkan syahadat," ujarnya dengan penuh rasa syukur.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok