Repelita Jakarta - Viral di media sosial, patung penyu di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi, Jawa Barat, diduga terbuat dari kardus meski disebut menelan anggaran hingga Rp15 miliar. Fakta mengejutkan terungkap bahwa patung tersebut hanya menelan biaya sekitar Rp30 juta.
Material patung yang tampak seperti kardus terbongkar setelah mengalami kerusakan, memicu kehebohan di kalangan masyarakat. Imran Firdaus, perwakilan pihak proyek, membantah bahwa ornamen patung penyu menghabiskan anggaran miliaran rupiah. Ia menegaskan biaya pembuatan hanya sekitar Rp30 juta sesuai spesifikasi proyek.
"Kami tegaskan bahwa biaya pembuatan ornamen penyu ini sekitar Rp30 juta, sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dalam proyek," ujar Imran.
Ia juga membantah bahwa patung tersebut terbuat dari kardus, menjelaskan bahwa material utama adalah resin dan fiberglass. Kardus yang terlihat dalam video hanya digunakan sebagai media cetak sebelum bahan utama dikeringkan dan diperkuat.
"Ornamen ini dibuat dari resin dan fiberglass, yang memang umum digunakan untuk patung luar ruangan karena ketahanannya terhadap cuaca ekstrem. Kardus yang terlihat dalam video hanyalah media cetak sebelum bahan utama dikeringkan dan diperkuat," jelasnya.
Imran menambahkan bahwa jika patung itu benar-benar berbahan kardus, tentu sudah hancur sejak awal terkena hujan dan panas. Ia juga menyayangkan tindakan pengunjung yang sering menaiki patung untuk berfoto, yang turut mempercepat kerusakan struktur ornamen.
Ia menjelaskan bahwa desain Alun-alun Gadobangkong telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan, tetapi hantaman ombak besar sejak Maret 2024 menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur di lokasi tersebut.
"Pada Maret 2024, gelombang pasang setinggi 2,5 hingga 3 meter menghantam kawasan ini. Ombak yang terus-menerus menghantam tangga setiap detik akhirnya mengikis struktur beton secara bertahap," terangnya.
Menurutnya, kerusakan bukan akibat kesalahan konstruksi, melainkan karena faktor alam. Ia berharap pemerintah daerah mempertimbangkan pembangunan pemecah ombak sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak abrasi.
"Kami harap pemerintah bisa membangun pemecah ombak untuk melindungi kawasan ini dari gelombang besar di masa depan," pungkasnya.
Sebelumnya, patung penyu yang rusak di Alun-alun Gadobangkong menjadi sorotan publik setelah lapisan luarnya terbuka dan memperlihatkan material yang menyerupai kardus. Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan warga mengupas lapisan luar patung, memperlihatkan karton coklat dan rangka kayu sebagai penopang struktur patung.
"Masya Allah ini pembuatan kura-kura," ujar perekam video.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut menanggapi polemik ini. Ia mengaku telah menerjunkan tim inspektorat untuk mengaudit proyek patung penyu yang menjadi perbincangan publik.
"Mengenai ramainya patung penyu yang isinya kardus, saya tidak akan memberikan komentar terlalu panjang. Saya sudah meminta inspektorat provinsi Jawa Barat untuk turun ke lapangan mengaudit kegiatan proyek tersebut," ujar Dedi Mulyadi.
Ia meminta masyarakat bersabar menunggu hasil investigasi sebelum mengambil kesimpulan. Setelah audit selesai, pihaknya akan mengumumkan hasilnya agar masyarakat mendapatkan penjelasan yang jelas dan berdasarkan fakta.
"Saya akan senantiasa berbuat objektif bagi kepentingan masyarakat dan akan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas. Untuk itu mohon sabar, kita menunggu hasil auditnya dan bagi saya hasil audit itu menjadi landasan untuk melakukan langkah-langkah berikutnya," tutup Dedi Mulyadi.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok