Jokowi Singgung Peran Ahok di Pertamina: "Manajemen Besar Butuh Pengawasan Ketat"

 

Repelita Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung peran Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di PT Pertamina (Persero) dalam pengelolaan perusahaan BUMN tersebut. Jokowi menyatakan bahwa Pertamina sebagai salah satu perusahaan BUMN terbesar membutuhkan manajemen yang kuat.

“Manajemen (Pertamina) itu ada yang namanya dirut dan direksi. Kemudian juga ada untuk pengawasan yaitu komisaris," ujar Jokowi. Ia menjelaskan, dalam struktur manajemen Pertamina terdapat Direksi, yang dipimpin oleh Direktur Utama (Dirut), serta badan pengawasan yang terdiri dari Komisaris, yang salah satunya adalah Ahok.

Jokowi menekankan bahwa seluruh proses pemilihan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui prosedur yang ketat, melibatkan Tim Penilai Akhir (TPA) dan Menteri BUMN. "Semua itu dipilih lewat proses, dilihat lewat Menteri ESDM, Menteri BUMN, TPA. Semuanya lewat proses, semuanya tidak ujug-ujug, karena semua ini menyangkut pengelolaan aset yang sangat besar,” ujar Jokowi dalam keterangannya.

Terkait dengan masalah yang sempat muncul pada periode 2018 hingga 2023, Jokowi menegaskan bahwa masalah tersebut harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. "Kalau saat ini ada masalah, diproses saja sesuai hukum," ujarnya.

Jokowi juga menambahkan bahwa seluruh produk Pertamina telah diverifikasi dan diuji sebelum dipasarkan, memastikan bahwa semuanya sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Meski demikian, ia mengakui bahwa penyelewengan bisa saja terjadi. Namun, Jokowi menegaskan bahwa selama lima tahun terakhir, tidak ada kecurigaan terkait masalah blending di Pertamina.

"Itu kan manajemen besar, saya kira manajemen kontrol oleh komisaris, manajemen kontrol oleh direksi harus detail," ujarnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga