Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan bahwa mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memberi sinyal peringatan tentang ancaman krisis.
Meski begitu, SBY mencoba memberikan dukungan kepada Presiden Prabowo dengan mengingatkan agar suara kritis dari rakyat tidak diabaikan.
"Dalam wawancaranya dari Tokyo, SBY menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo harus memperhatikan suara-suara kritis yang ada di masyarakat. Mengingat potensi terjadinya demonstrasi besar dan gejolak politik yang semakin kuat," ujar Rocky Gerung di kanal YouTube official-nya.
Menurut Rocky, SBY pernah memimpin Indonesia melalui masa-masa krisis 1998. Maka itu, penilaiannya cukup akurat.
Apalagi saat ini Indonesia sedang berada di persimpangan yang sulit. "Saat kondisi ekonomi tertekan, ketidakstabilan politik dapat menyebabkan reaksi yang besar dari publik. Kondisi ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa berujung pada krisis yang lebih dalam," jelasnya.
Dalam pandangan Rocky Gerung, sinyal-sinyal yang muncul dari pemerintahan Prabowo, termasuk interaksi dengan para taipan dan upaya untuk mengelola ketidakstabilan, menunjukkan bahwa situasi ini perlu diawasi dengan serius.
Meskipun Prabowo telah berusaha menjaga stabilitas politik, ketegangan dalam kabinet dan ketidakpastian di bidang ekonomi bisa menjadi tanda awal potensi krisis besar.
Di sisi lain, Rocky juga mengkritik kurangnya kapasitas Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam memberikan ide-ide strategis yang bisa membawa perubahan positif bagi bangsa.
"Ini adalah peringatan bagi pemerintah agar lebih mendengar suara-suara kritis dari masyarakat. Jangan sampai rakyat merasa tak ada jalan keluar," tegasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok