Repelita Jakarta - Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, memberikan sindiran tajam kepada mantan Presiden Jokowi setelah menanggapi kasus korupsi di PT Pertamina.
Jokowi menekankan pentingnya manajemen yang kuat dalam mengelola BUMN dan menyebut peran direksi serta komisaris dalam menjaga tata kelola perusahaan.
"Pertamina ini kan sebuah BUMN besar, kuat, sehingga manajemennya juga harus manajemen yang kuat dalam mengelola semua proses yang ada," ujar Jokowi.
Ia menambahkan bahwa direksi dan komisaris dipilih melalui proses Tim Penilai Akhir (TPA), yang bertugas menyeleksi pimpinan BUMN. Pernyataan ini menuai reaksi dari Said Didu yang menilainya sebagai sesuatu yang menggelikan.
"Izinkan saya ketawa. Sangat lucu komentar Jokowi tentang tes BUMN," tulis Said Didu melalui akun X pribadinya.
Ia menjelaskan bahwa Jokowi keliru dalam menyebut TPA sebagai Tes Potensi Akademik, padahal yang dimaksud adalah Tim Penilai Akhir yang dipimpin oleh presiden sendiri.
"Dia menyebutkan bahwa ada tes TPA pada seleksi direksi BUMN, yaitu Tes Potensi Akademik (ini tes masuk sekolah), padahal TPA di seleksi tersebut adalah Tim Penilai Akhir yang ketuanya Presiden," jelasnya.
Sindiran Said Didu ini mencerminkan kritik terhadap sistem seleksi manajemen BUMN yang dinilai tidak transparan dan sarat kepentingan politik. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok