Repelita Morowali - Suasana mencekam menyelimuti kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, setelah aksi demonstrasi berujung ricuh. Massa yang diduga merupakan karyawan kontraktor melakukan perusakan sejumlah fasilitas perusahaan hingga membakar beberapa mobil patroli.
Kericuhan dipicu oleh protes terhadap aturan baru penggunaan bus sebagai pengganti kendaraan bak terbuka untuk mengangkut karyawan kontraktor. Aturan ini dikeluarkan oleh manajemen PT IMIP bersama para tenant dengan alasan keselamatan kerja.
“Sangat menyesalkan insiden tersebut. Tindakan anarkis karyawan kontraktor yang sudah teridentifikasi asal perusahaannya, ini jelas merugikan banyak pihak termasuk para kontraktor-kontraktor itu sendiri,” ujar Dedy Kurniawan, Head of Media Relations Department PT IMIP.
Dedy menjelaskan, penerapan aturan penggunaan bus ini bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat penggunaan mobil bak terbuka yang dinilai membahayakan keselamatan karyawan. Aturan ini sebenarnya telah disosialisasikan sejak Juli 2024 dan diberi waktu transisi selama delapan bulan.
“Setelah delapan bulan sosialisasi, banyak perusahaan kontraktor yang patuh dan langsung mengganti kendaraan angkut karyawannya dengan bus. Namun, ada juga yang bersikeras belum mau mengikuti aturan itu dengan berbagai macam alasan,” jelas Dedy.
Sejak kemarin, manajemen PT IMIP resmi melarang seluruh kendaraan kontraktor yang menggunakan bak terbuka masuk ke kawasan industri. Kebijakan ini, menurut Dedy, merupakan bagian dari upaya menegakkan regulasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sesuai arahan pemerintah.
Penolakan terhadap aturan baru ini memicu ketegangan yang akhirnya meledak pada Minggu pagi. Massa yang tidak terima dengan larangan tersebut melakukan penyerangan terhadap petugas keamanan dan merusak fasilitas perusahaan. Sejumlah mobil patroli safety milik PT IMIP dilaporkan dibakar.
Selain itu, insiden ini menyebabkan beberapa petugas keamanan dan seorang karyawan PT Dexin Steel Indonesia (DSI) mengalami luka akibat dikeroyok. Pihak manajemen PT IMIP menegaskan akan memproses hukum para pelaku yang terlibat dalam aksi anarkis tersebut.
“Kami menyesalkan tindakan anarkis berupa penyerangan terhadap petugas, perusakan dan pembakaran beberapa mobil safety patrol oleh karyawan kontraktor. Yang jelas akan ada proses hukum terkait hal ini,” tegas Dedy Kurniawan.
Menyikapi insiden ini, manajemen PT IMIP bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat untuk mengusut tuntas kasus ini. Penjagaan di kawasan industri pun diperketat guna mencegah kerusuhan susulan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap aktor-aktor di balik aksi perusakan dan pembakaran. Sementara itu, aktivitas operasional di kawasan IMIP dilaporkan berjalan dengan pengawasan ketat.
Kericuhan ini menambah daftar panjang persoalan di kawasan industri strategis nasional tersebut, sekaligus menjadi tantangan awal bagi PT IMIP untuk menegakkan disiplin aturan demi keselamatan pekerja. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok