Viral Tagar #KaburAjaDulu, Generasi Muda Soroti Masalah Ekonomi dan Peluang di Luar Negeri

 

Repelita Jakarta - Tagar #KaburAjaDulu menjadi tren di platform X (Twitter), menyuarakan ekspresi dari generasi muda yang pesimistis dengan kondisi dalam negeri dan melirik peluang masa depan yang lebih baik di luar negeri. Tagar ini muncul seiring dengan anggapan bahwa kondisi ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia semakin memburuk, sementara negara lain dianggap lebih menjanjikan.

Daniel, seorang mahasiswa Indonesia yang kini menempuh pendidikan di Inggris, menjelaskan bahwa sentimen ini berasal dari kekhawatiran tentang terbatasnya peluang kerja di tanah air dan perbedaan intensif yang ditawarkan dibandingkan dengan negara lain. "Dari sisi perspektif pelajar, seruan tersebut dikarenakan kekhawatiran akan peluang kerja yang terbatas, diikuti dengan intensif yang kalah saing dengan negara lain. Indonesia masih tertinggal dengan negara lain, sehingga practical knowledge yang dipelajari di negara maju sulit untuk diadaptasi," ujarnya.

Sementara itu, Bhima, seorang pemuda asal Lampung yang memilih kuliah di Australia, mengekspresikan rasa frustasinya lewat media sosial. Dengan lebih dari empat ribu pengikut, Bhima mengungkapkan bahwa peluang pendidikan lebih baik di luar negeri. "Sebagai anak muda Indonesia memilih untuk pergi, gue mau bilang jangan tanya nasionalisme, tanya kenapa harus pergi. Gue cinta Indonesia tapi cinta doang enggak cukup buat bayar tagihan atau wujudkan mimpi," ungkap Bhima lewat video yang telah ditonton lebih dari lima ribu orang.

Bhima menambahkan bahwa ketidakmampuan negara untuk menyelesaikan berbagai persoalan, seperti birokrasi yang menghambat dan ketidakadilan yang berlarut-larut, membuatnya memilih untuk melanjutkan hidup di luar negeri. "Kami bukan pengkhianat, kami korban dari sistem yang enggak adil. Kalau Indonesia benar menjanjikan siapa sih yang mau pergi?" tegasnya.

Seiring dengan tren ini, sebuah video lawas dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia kembali muncul di media sosial, menanggapi mereka yang memilih untuk pindah ke luar negeri. "Kalau teman-teman berpikir untuk pindah ke luar negeri, saya malah meragukan nasionalisme kalian," ujar Bahlil dalam video yang beredar. Namun, banyak yang menilai bahwa komentar ini tidak memadai mengingat tingginya biaya hidup di beberapa kota besar dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung.

Bagi mereka yang memilih 'kabur', peluang di luar negeri dianggap lebih menjanjikan. Negara-negara seperti Jerman, Australia, dan Amerika Serikat menjadi tujuan utama untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan, di mana kesempatan untuk berkembang lebih terbuka lebar.(*) 

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga