Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Makna Filosofis Keris Kyai Garuda Yaksa Prabowo ke Jokowi dan Sejarah Keris Ken Arok

 Momen Prabowo Beri Keris ke Jokowi di HUT ke-17 Partai Gerindra

Repelita Jakarta - Dalam Puncak Acara Peringatan Ulang Tahun Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ke-17 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (15/02/25) pagi, ada momentum menarik, bukan saja soal kehadiran "Dinasti Jokowi" yang cukup lengkap di acara tersebut saja, namun saat Prabowo Subianto memberikan sebilah keris emas kepada pendahulunya di pemerintahan tersebut.

Banyak yang mulai menerka-nerka apa sebenarnya makna di balik pemberian senjata khas tradisional Jawa tersebut. Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, pemerhati telematika, multimedia, AI, dan OCB independen, mengungkapkan bahwa keris emas yang diberikan Prabowo ke Jokowi dinamakan "Kyai Garuda Yaksa" yang memiliki luk atau lekukan berjumlah 13.

"Dipilihnya Kyai Garuda Yaksa Luk-13 ini tentu sudah merupakan pertimbangan tersendiri, karena memiliki makna simbolis yang kuat dalam budaya dan perpolitikan Indonesia," ujar Roy Suryo.

Meski angka 13 sering disebut-sebut sebagai angka sial, ternyata angka ini yang dipilih Prabowo untuk jumlah luk keris yang diberikan ke Jokowi. Menurut Roy Suryo, pemberian keris ini bisa juga dianggap sebagai simbol persatuan dan legitimasi kepemimpinan.

"Dalam tradisi Jawa, keris bukan sekadar senjata, tetapi juga lambang kekuatan spiritual dan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyatnya," jelas Roy Suryo.

Pemberian keris ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan, di mana Prabowo yang pernah menjadi rival politik Jokowi kini menunjukkan penghormatan dari seorang 'murid' kepada 'guru'-nya. Roy Suryo menegaskan bahwa penyerahan keris Kyai Garuda Yaksa Luk-13 bukan sekadar seremoni, tetapi memiliki makna mendalam untuk menunjukkan hubungan yang lebih harmonis dan simbolis antara keduanya.

Keris memang memiliki sejarah panjang di Indonesia, salah satunya yang legendaris adalah Keris Ken Arok, yang kisahnya tercatat dalam Pararaton dan Negarakertagama. Kutukan yang melekat pada keris Empu Gandring menjadi simbol keserakahan, pengkhianatan, dan nasib tragis akibat perebutan kekuasaan.

"Semoga saja kisah Keris Ken Arok yang sempat terjadi pada abad ke-13 di atas tidak terjadi lagi di Indonesia, karena 'pembunuhan' juga tidak mesti leterlijk diartikan secara harfiah tetapi bisa juga secara sosial, ekonomi, dan politik. Oleh sebab itu, waspadalah," pungkas Roy Suryo.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved