Repelita, Surabaya - Ketua BEM Universitas Airlangga (Unair), Aulia Thoriq Akbar, mengungkapkan bahwa terdapat lima mahasiswa yang diamankan oleh aparat kepolisian setelah terlibat dalam unjuk rasa di Surabaya. Aulia menjelaskan bahwa meskipun pihaknya sudah berusaha berkomunikasi dengan baik dengan kepolisian, namun respons dari pihak kepolisian tidak memadai.
“Kami sudah mencoba bernegosiasi dengan baik, namun pihak kepolisian tidak mendengarkan. Kami tetap bertahan di sini demi teman-teman yang terlibat,” ujarnya dengan tegas.
Aulia juga menceritakan bahwa ia menyaksikan langsung teman-temannya dibawa oleh aparat secara diam-diam. "Kami melihat langsung teman-teman kami dibawa oleh anggota polisi dan seolah diculik. Mereka tidak dikeluarkan setelahnya," tambahnya dengan nada serius.
Sementara itu, pihak kepolisian yang terlibat dalam pengamanan aksi memberikan penjelasan terkait insiden tersebut. Petugas Kepolisian Wibowo menyampaikan bahwa unjuk rasa tersebut berlangsung dengan lancar, meskipun ada miskomunikasi antara pihak demonstran dan polisi.
"Kami telah berusaha mengkomunikasikan tuntutan mahasiswa dengan pihak terkait, termasuk Ketua DPR. Secara keseluruhan, pengamanan berjalan aman dan terkendali," ujar Wibowo.
Menanggapi klaim tentang adanya mahasiswa yang diamankan, Wibowo menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. "Saya pastikan tidak ada mahasiswa yang diamankan. Semua peserta aksi boleh dikonfirmasi langsung untuk memastikan tidak ada yang ditangkap," tambahnya.
Terkait insiden dorong-dorongan yang terjadi, Wibowo menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh sejumlah mahasiswa yang maju terlalu dekat ke garis pengamanan. "Kami berusaha menjaga agar situasi tetap kondusif dan sesuai dengan kesepakatan awal," jelasnya.
Dalam operasi pengamanan ini, Polresta Surabaya dan Polda Jawa Timur menerjunkan 620 personel untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya aksi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok