Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jawara Banten Tegaskan Siap Mati Melawan Aguan dan Proyek PIK 2

 

Repelita Banten - Proyek PIK 2 yang dikembangkan oleh Aguan memicu kemarahan rakyat dan jawara Banten. Semangat perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa kembali menggelora di dada pemuda, ulama, pendekar, dan santri di tanah Banten. Dalam aksi yang digelar di depan Kantor DPRD Provinsi Banten, mereka menegaskan kesiapan untuk berjuang mempertahankan tanah Banten. Polisi tampak berjaga ketat untuk menjaga situasi tetap kondusif.

Delegasi dari massa aksi melakukan audiensi dengan anggota DPRD meskipun tengah dalam masa reses. Mereka menuntut agar DPRD Provinsi Banten menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang menolak proyek PIK 2. DPRD didesak menggunakan hak interpelasi, hak angket, hingga pernyataan pendapat guna menolak proyek tersebut. Menurut mereka, Banten telah diinjak-injak oleh kepentingan asing, sementara para wakil rakyat justru memilih bungkam.

Berbagai komunitas jawara seperti Macan Kulon, Manggala, Badak Banten, dan lainnya menyatakan siap mati melawan Aguan. Dalam aksi tersebut, simbol golok dipertontonkan sebagai bentuk kesiapan berjuang melawan apa yang mereka sebut sebagai kolonisasi ekonomi. Mereka menuntut agar Aguan dan Antoni Salim ditangkap atau diusir dari Banten. Selain itu, mereka juga menantang preman-preman bayaran yang diduga melindungi proyek PIK 2.

Dalam aksi itu, hadir sejumlah tokoh agama dan aktivis seperti KH Muhyidin Junaedi, KH Hafidhin, KH Opa Mustofa, KH Jawari, KH Rashim, KH Enting, Ustad Eka Jaya, Marwan Batubara, Soenarko, Ustaz Ismet, Ahmad Khozinudin, Soeripto, Ida Nurdianti, dr. Yulia, Rizal Fadillah, H. Ar Odeh, Adv Erwin, serta aktivis dari berbagai organisasi seperti APIB Banten, Muhammadiyah, FPPI, FTA, APP TNI, FPI, Ormas Pejabat, GBN, Gerakan Anti Oligarki, Pondok Pesantren, ARM, dan lainnya.

M Rizal Fadillah, seorang pemerhati politik dan kebangsaan, menyatakan bahwa pencabutan status Proyek Strategis Nasional (PSN) dan penghentian PIK 2 adalah harga mati. Ia menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo harus bertindak tegas dengan berpihak kepada rakyat, bukan tunduk pada kepentingan oligarki. Aparat diminta untuk membongkar patung Naga di PIK 2 serta membersihkan Banten dari kawasan elite Pecinan. Ia juga menyerukan agar Arsin Kades Kohod, Aguan, Antoni Salim, Airlangga, dan mantan Presiden Jokowi ditangkap dan diadili. Bahkan, nama pengusaha Tommy Winata mulai disebut dalam pernyataan sikap mereka.

Menurut Rizal Fadillah, sejarah mencatat bahwa Kesultanan Banten memiliki perlawanan heroik terhadap VOC. Ia mengingatkan bahwa kolonialisasi di Indonesia dimulai dari perdagangan, sehingga proyek seperti PIK 2 harus diwaspadai. Dalam aksi tersebut, muncul pula wacana Banten Merdeka jika pemerintahan Prabowo tidak bertindak tegas terkait proyek ini.

Para jawara, ulama, dan aktivis menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak akan berhenti. Mereka menganggap PIK 2 sebagai bentuk penjajahan baru yang menyebabkan perampasan tanah, penggusuran, dan pemiskinan rakyat pribumi secara masif dan sistematis. Menurut mereka, para wakil rakyat hanya diam tanpa peduli terhadap penderitaan masyarakat.

Dalam momentum bulan Ramadhan ini, mereka menegaskan bahwa perjuangan tidak akan surut. Mereka menyebut Ramadhan sebagai bulan jihad sekaligus bulan kemenangan. Mereka juga menyerukan agar proyek PIK 2 dihentikan karena dianggap sebagai proyek yang membawa kemungkaran.

Rizal Fadillah menutup pernyataannya dengan menyerukan agar rakyat pribumi bangkit dan tidak membiarkan Aguan serta pengusaha lainnya merendahkan martabat bangsa. "Pribumi harus bangkit, merdeka, dan sejahtera," tegasnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved