Repelita Jakarta - Kegiatan Presiden Prabowo Subianto yang memborong sejumlah buku saat kunjungan kerjanya di India belakangan ini menjadi sorotan publik. Aksi ini memicu perbandingan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang sempat mengungkapkan bahwa dirinya bukan penggemar membaca buku.
Komentar mengenai hal ini datang dari pengamat politik, Rocky Gerung, yang menyoroti budaya membaca buku antara Prabowo dan Jokowi. Rocky dalam sebuah video di akun YouTube pribadinya, memberikan pandangannya mengenai perbedaan kedua tokoh tersebut, terutama dalam hal budaya membaca buku. "Jadi Presiden Prabowo pasti membaca buku. Apakah Pak Jokowi membaca buku? Tidak. Mereka lebih fokus pada kerja, kerja, kerja. Tidak perlu ada konsep, teori, atau gagasan," ujar Rocky.
Rocky juga menekankan pentingnya buku dalam membentuk gagasan seorang pemimpin. Ia mengingatkan bahwa para founding father, seperti Mohammad Hatta dan Soekarno, banyak mendapatkan ide dari membaca buku. "Buku itu sumber gagasan. Semua pemimpin kita membaca buku. Mohammad Hatta rumahnya penuh buku, sementara Bung Karno memiliki perpustakaan khusus di istananya," tambah Rocky.
Bagi Rocky, membaca buku adalah bagian dari tradisi kepemimpinan yang membentuk pandangan jauh ke depan. Buku menjadi alat untuk menggali pemikiran dan membangun ide-ide yang dapat diterapkan dalam kebijakan negara.
Rocky tidak hanya membandingkan kebiasaan membaca antara Prabowo dan Jokowi, tetapi juga mengevaluasi kinerja Jokowi selama dua periode menjabat sebagai presiden. Ia menyebut bahwa Jokowi cenderung mengandalkan slogan 'Kerja, kerja, kerja' tanpa dukungan konsep dan gagasan yang mendalam. “Yang terjadi adalah ambruk semua yang dia kerjakan. Semua yang bersifat fisik selesai tanpa bekas. Itu tidak menghasilkan konsep yang kokoh. IKN, kereta cepat, utang bertambah, bahkan kemampuan untuk mengaktifkan politik luar negeri juga tidak terjadi,” ungkap Rocky.
Menurut Rocky, keberhasilan dalam pekerjaan membutuhkan lebih dari sekadar eksekusi fisik. Dibutuhkan sebuah teori dan konsep yang kuat, yang pada akhirnya bisa tercermin dari bahan bacaan yang dipelajari oleh seorang pemimpin.
Rocky juga melihat bahwa Prabowo sengaja menampilkan perbedaan kapasitas, intelektualitas, dan gaya publiknya dibandingkan dengan Jokowi. Menurutnya, Prabowo melalui kebiasaan membaca buku dan menunjukkan keinginan untuk memperdalam wawasannya, ingin memperlihatkan bahwa dia memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal intelektual dan kapasitas kepemimpinan dibandingkan dengan Jokowi. "Presiden Prabowo tanpa dia sengaja memperlihatkan bahwa dia sudah berbeda dari segi kapasitas, intelektualitas, dan penampilan publiknya dibandingkan Pak Jokowi," lanjut Rocky.
Selain itu, Rocky juga memberikan sindiran tajam terhadap program-program yang dijalankan oleh Jokowi selama menjabat sebagai presiden. Ia menilai bahwa banyak kebijakan yang dijalankan oleh Jokowi tidak didasari oleh konsep yang kuat atau teori yang matang. "Kerja, kerja, kerja itu hanya sukses sebagai proyek jika ada arah yang jelas. Itu harus didasarkan pada teori dan konsep yang jelas. Konsep itu ada di buku, bukan digorong-gorong, atau di atas mobil yang kemudian menjadi tempat menyimpan goodie bag untuk BLT," sindir Rocky, merujuk pada kebijakan Jokowi yang menurutnya tidak terstruktur dengan baik.
Rocky juga melihat adanya fenomena perbandingan yang dilakukan oleh netizen, yang sering kali mengaitkan kebiasaan membaca buku Prabowo dengan kegiatan blusukan Jokowi. "Banyak netizen yang suka nakal membandingkan kebiasaan membaca buku Prabowo dengan kebiasaan Jokowi yang blusukan ke gorong-gorong. Kedua hal itu memiliki konsekuensi yang berbeda," ujar Rocky.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok