Repelita, Jakarta - Seorang anak perempuan Palestina berusia dua tahun, Laila al-Khatib, dibunuh pasukan Israel saat serangan militer besar-besaran berlangsung di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, Laila syahid akibat luka parah di kepala yang dialaminya setelah penembakan terjadi pada Sabtu (25/1) di daerah Segitiga Martir, Jenin, di utara Tepi Barat.
Sejumlah laporan media menyatakan ibu Laila, yang sedang hamil, juga mengalami luka ringan akibat serangan tersebut. Militer Israel mengklaim mereka sedang menyelidiki insiden tragis ini dan menyatakan pasukan mereka menembaki sebuah bangunan setelah menerima informasi intelijen mengenai keberadaan militan Palestina.
Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Minggu (26/1), nenek Laila menceritakan keluarganya sedang menikmati makan malam ketika penembakan terjadi. "Ibunya sedang memberinya (Laila) makan (ketika) dia dihantam peluru penembak jitu di kepalanya," ungkap sang nenek.
Dalam beberapa tahun terakhir, tentara Israel telah melancarkan berbagai serangan dan penyerbuan di Jenin, yang dikenal sebagai simbol perlawanan Palestina. Operasi militer terbaru yang dimulai pada Senin (20/1), hanya sehari setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza, dilaporkan telah membunuh setidaknya 14 orang.
Selain itu, pada hari Sabtu yang sama, kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa Ahmad Mahmoud Hashash (42) juga syahid akibat luka-lukanya setelah ditembak pasukan Israel selama penyerbuan di kamp pengungsi Balata di Tepi Barat bagian tengah.
Penarikan pasukan dari kamp mengakhiri operasi dua hari yang intens yang menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina, termasuk seorang tentara Israel.
Sebelum dimulainya serangan terbaru Israel pada Senin, pasukan keamanan Otoritas Palestina telah melakukan operasi selama beberapa minggu untuk memperkuat kendali mereka di Jenin.
Selain mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, serangan tentara Israel di Tepi Barat juga telah menyebabkan kerusakan yang signifikan, termasuk penghancuran jalan-jalan utama dan rumah-rumah penduduk Palestina.
Menurut Breaking the Silence, sebuah kelompok yang terdiri dari mantan tentara Israel yang menyerukan diakhirinya pendudukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, mereka menyatakan pekan lalu bahwa Jenin berada dalam ancaman kehancuran serupa dengan yang dialami Jalur Gaza, dengan serangan udara dan penghancuran infrastruktur.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim operasi yang dinamakan "Tembok Besi" ini bertujuan untuk mengatasi terorisme.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok