Repelita Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad bersama koalisi masyarakat sipil mendatangi gedung Merah Putih KPK. Mereka melaporkan pemilik Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan, terkait pemasangan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer.
"Diduga kuat (pemasangan) oleh Agung Sedayu Group dan anak perusahaannya. Oleh karena itu, kami meminta supaya KPK tidak usah khawatir memanggil orang yang merasa dirinya kuat selama ini, yaitu Aguan," kata Samad kepada wartawan di Gedung Merah Putih. Ia yakin terjadi pemufakatan terkait penerbitan sertifikat hak milik (SHM) dan hak guna bangunan (HGB) yang dikantongi perusahaan terkait Aguan, sehingga pengusutan dugaan korupsi perlu dilakukan.
"Karena nama ini seolah-olah diciptakan mitos bahwa dia tidak tersentuh oleh hukum. Oleh karena itu kita ingin mendorong KPK supaya orang ini segera diperiksa," ujarnya.
Tokoh Masyarakat, Said Didu, berharap pengusutan yang dilakukan KPK bisa membuka praktik korup yang diduga dilakukan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat 10 tahun terakhir. "Nah, PIK 2 itu adalah puncak gunung es terjadinya aset negara yang diserahkan kepada pihak swasta lewat kekuasaan yang melebihi kewenangan," kata Said Didu.
"Itu yang terjadi dan tadi saya meminta KPK melihat berapa jalan, berapa sungai, berapa pantai, berapa irigasi yang sudah diambil alih PIK 2. Apakah ada ganti ruginya ke negara atau hilang begitu saja," sambungnya.
Abraham Samad hadir didampingi sejumlah tokoh aktivis, antara lain mantan Wakil Ketua KPK M Jasin, Said Didu, Roy Suryo, Eross Djarot, Anthony Budiawan, hingga Lukas Luwarso. Mereka menyerahkan sejumlah bukti dalam laporan tersebut dan bertemu dengan pimpinan KPK, termasuk Ketua KPK Setyo Budiyanto.
Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo membenarkan adanya audiensi antara pimpinan komisi antirasuah dengan koalisi masyarakat sipil. Lembaga ini mengapresiasi pertemuan tersebut sebagai bentuk pelibatan publik dalam memberantas korupsi. "Terlebih setiap upaya pemberantasan korupsi yang KPK lakukan, baik melalui pendekatan pendidikan, pencegahan, maupun penindakan, butuh peran serta dan dukungan masyarakat," pungkas Budi. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok