Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Wawancara Imajiner Sujiwo Tejo dengan Presiden Prabowo: Kritik Santai, Makna Mendalam, dari Gus Miftah hingga Pejabat yang Enggan Mundur

 Wawancara imajiner Sujiwo Tejo dengan suara imajiner Prabowo

Jakarta, 9 Desember 2024 - Budayawan Sujiwo Tejo melakukan wawancara imajiner khas yang penuh guyonan dengan Presiden Prabowo Subianto. Meskipun hanya sebuah rekayasa, percakapan ini merefleksikan suara Ketua Umum Partai Gerindra tentang isu-isu politik dan sosial terkini.

Dalam percakapan tersebut, topik yang dibahas antara lain pengunduran diri Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden, serta sindiran tentang pejabat yang enggan mundur meskipun bermasalah.

Sujiwo Tejo memulai wawancara dengan berbicara tentang kesibukan Prabowo sebagai Presiden. Dengan guyon khasnya, Sujiwo Tejo menunjukkan rasa hormat namun juga ingin menggali sisi kritis dari berbagai isu politik.

Sujiwo Tejo mengapresiasi keputusan Gus Miftah untuk mundur dari jabatan dengan sikap kesatria. Sementara itu, Presiden Prabowo memuji langkah tersebut sebagai contoh integritas dalam dunia politik.

"Kesatria itu soal sikap, bukan soal gender. Laki-laki maupun perempuan bisa menjadi kesatria jika bertindak dengan integritas," ujar Presiden Prabowo dalam wawancara imajiner tersebut.

Sujiwo Tejo kemudian mengajukan pertanyaan yang lebih tajam: "Jadi, siapa Menko atau menteri yang seharusnya mundur?"

Presiden Prabowo menjawab dengan analogi unik tentang pesawat: "Mbah Jiwo pernah lihat pesawat? Pesawat itu nggak bisa mundur. Fokus kita adalah maju bersama dan memperbaiki sistem."

Dalam percakapan tersebut, Prabowo juga menekankan pentingnya membangun mentalitas kuat di tengah krisis global. Menurutnya, pejabat harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan sulit, termasuk mundur jika memang diperlukan.

Sujiwo Tejo kemudian memberikan sindiran tajam dengan gaya khasnya, menyebut pejabat bermasalah yang enggan mundur seperti "pesawat parkir di bandara politik."

Percakapan juga membahas kebiasaan Prabowo yang fasih berbahasa Inggris. Mengaitkan hal ini dengan pengalaman masa kecilnya, Prabowo menjelaskan bahwa bahasa Inggrisnya berkembang karena sering berpindah tempat saat kecil akibat pekerjaan ayahnya, Soemitro.

Sujiwo Tejo menyisipkan pandangan tentang pendidikan sebagai miniatur kehidupan, mengutip pemikiran Sabrang Mowo Damar Panuluh, putra Emha Ainun Nadjib.

Wawancara imajiner ini memberikan perpaduan humor dan kritik tajam, membahas aspek politik dan sosial dari integritas, jiwa besar, dan kesatria dalam memimpin bangsa.

Meskipun hanya sebuah rekayasa, percakapan ini membawa pesan penting tentang komitmen untuk menjaga kejujuran, kesediaan mengambil risiko, serta sikap kesatria dalam menghadapi berbagai tantangan nasional. (*)

Editor: Elok WA R-ID

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved