Repelita, Jakarta - Sebuah sekolah di Yogyakarta menjadi sorotan publik setelah dilaporkan menjual tempat makan dalam program makan bergizi gratis. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Prabowo-Gibran dan seharusnya tidak dipungut biaya.
Dalam video yang viral di TikTok, pengunggah bernama Ahmad Lehan mengungkapkan keheranannya terkait kebijakan tersebut. Ia menyebutkan bahwa murid diminta membeli dua tempat makan dengan harga Rp30 ribu per unit, sehingga totalnya mencapai Rp60 ribu.
“Lagi rapat di sekolah. Acara makan gratis, tapi harus beli tempat makan. Harga Rp30 ribu satu, harus dua, jadi Rp60 ribu. Kalau ada dua anak di sekolah jadi empat bos,” tulis Ahmad Lehan dalam unggahannya.
Unggahan ini memicu banyak reaksi dari warganet. Ahmad Lehan juga menyoroti bahwa program ini seharusnya tidak memerlukan pembelian tempat makan.
“Dikirain murid tinggal makan saja, enggak harus beli tempat makan,” tulisnya di kolom komentar.
Video tersebut telah dilihat oleh 3,4 juta pengguna TikTok. Bahkan, akun resmi Partai Gerindra turut memberikan komentar.
“Itu yang ngomong begitu siapa, Pak?” tanya admin Gerindra.
“Itu kepala sekolahnya,” jawab Ahmad Lehan.
Kehadiran komentar dari admin Gerindra memicu harapan warganet bahwa dugaan adanya pungutan liar dalam program makan gratis ini dapat diusut lebih lanjut. Beberapa warganet juga mengungkapkan bahwa kasus serupa terjadi di wilayah lain.
Program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran bertujuan untuk memberikan dukungan nutrisi kepada siswa tanpa membebani biaya. Namun, dugaan praktik seperti ini menimbulkan polemik yang perlu segera diselesaikan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok