Jokowi: Partai Perorangan Sebagai Respons terhadap Dominasi Megawati di PDIP
Jakarta, 6 Desember 2024 — Analis politik Universitas Parahyangan, Kristian Widya Wicaksono, menilai bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai partai perorangan menggambarkan kritik terhadap dominasi Megawati Soekarnoputri di dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Jokowi ingin menunjukkan kepada publik bahwa PDIP selama ini didikte oleh Megawati, bukan dikelola berdasarkan aturan formal seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
Kristian menegaskan bahwa Jokowi merujuk pada kekuasaan elit tertentu yang mengooptasi partai, dengan Megawati sebagai figur dominan. Menurutnya, pernyataan Jokowi ingin mengingatkan bahwa partai politik harus mengikuti prosedur dan mekanisme formal dalam menjalankan organisasi, bukan hanya mengikuti keinginan segelintir elit.
Selain itu, Jokowi juga menunjukkan ketidakpuasan terhadap cara pemberhentian kader partai yang dirasakannya tidak sesuai prosedur. Hal ini mencerminkan pandangannya bahwa keputusan-keputusan penting dalam partai harus melalui langkah-langkah yang sistematik dan berdasarkan aturan yang berlaku, bukan berdasarkan kehendak pribadi pemimpin.
Pernyataan Jokowi ini muncul setelah sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebutkan bahwa Jokowi sudah bukan lagi bagian dari PDIP. Dalam wawancara tersebut, Jokowi menanggapi bahwa pernyataan Hasto merujuk pada sistem partai perseorangan, yang dianggapnya sebagai bentuk ketidaksepakatan terhadap mekanisme formal yang ada.(*)
Editor: Elok WA R-ID