Repelita, Jakarta, 15 Desember 2024 - Otoritas Korea Selatan pada Sabtu (14/12/2024) menangkap seorang jenderal militer lainnya dalam situasi darurat militer singkat yang diumumkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol awal bulan ini. Letnan Jenderal Yeo In-hyung, yang menjabat sebagai kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, ditangkap atas tuduhan serius terkait penangkapan 14 orang, termasuk pemimpin partai yang sedang berkuasa dan oposisi utama, serta pengadaan server komputer untuk komisi pemilihan umum.
Penangkapan Letjen Yeo In-hyung mengikuti penahanan Letjen Lee Jin-woo, kepala Komando Pertahanan Ibu Kota, yang ditangkap pada Jumat sebelumnya. Selain itu, mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong-hyun, juga telah ditangkap pada Rabu lalu. Setidaknya enam komandan militer, termasuk kepala staf gabungan, telah diskors karena diduga terlibat dalam skema yang melibatkan kebijakan Yoon Suk Yeol. Beberapa pejabat militer lainnya saat ini sedang dalam proses investigasi.
Presiden Yoon mengumumkan pemberlakuan darurat militer pada 3 Desember 2024. Namun, dalam waktu singkat, 190 anggota parlemen mengadakan rapat untuk mencabut keputusan tersebut, memaksa Yoon untuk menarik kembali kebijakan darurat yang sudah diberlakukan. Situasi ini memicu seruan dari berbagai kalangan untuk pengunduran diri Yoon, termasuk dari anggota partai yang dipimpinnya, Partai People Power.
Parlemen Korea Selatan kemudian mengesahkan mosi pemakzulan terhadap Yoon, yang mengakibatkan penangguhan jabatan presiden. Yoon menjadi presiden pertama yang menghadapi dakwaan pengkhianatan dan pemberontakan. Selain itu, Yoon juga menghadapi larangan bepergian ke luar negeri dan potensi penangkapan lebih lanjut.
Situasi politik di Korea Selatan semakin memanas, menandai perubahan signifikan dalam dinamika kekuatan politik dan militer di negara tersebut. Semua elemen pemerintahan, militer, dan parlemen sekarang berupaya menentukan arah kebijakan untuk mengembalikan stabilitas dan kepercayaan publik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok