
Repelita, Jakarta 18 Desember 2024 - Pemecatan Jokowi beserta keluarganya dari PDIP menjadi langkah terbuka yang dianggap sebagai deklarasi perseteruan politik. Keputusan ini dinilai sebagai respons tegas PDIP terhadap dinamika internal dan eksternal partai, serta bagian dari upaya Megawati Soekarnoputri untuk menegaskan kembali kendali dan prinsip ideologi partai.
Rocky Gerung memandang langkah pemecatan ini sebagai momentum politik penting yang tidak hanya berdampak pada hubungan PDIP dengan Jokowi dan keluarganya, tetapi juga menandai upaya pemulihan martabat partai.
Momentum ini muncul dalam konteks peristiwa-peristiwa yang dialami beberapa petinggi PDIP yang terancam untuk dikriminalisasi. Rocky Gerung menilai bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk menunjukkan garis politik yang ingin diambil Megawati.
Dalam hal ini, PDIP dinilai melakukan kalkulasi matang terkait risiko politik maupun personal dari keputusan tersebut. Langkah ini juga menunjukkan bahwa Megawati siap menghadapi konsekuensi dari perseteruan terbuka ini.
Bagi PDIP, pemecatan ini bukan sekadar tindakan disiplin, tetapi juga langkah ideologis yang menegaskan kembali prinsip etika partai. Rocky Gerung menegaskan bahwa pelanggaran etik adalah pelanggaran tertinggi di internal PDIP.
Ini semakin diperkuat dengan citra Jokowi yang dinilai sebagian pihak tidak konsisten dan manipulatif terhadap kepercayaan partai. Dengan mengambil langkah pemecatan secara terbuka, Megawati ingin memastikan bahwa PDIP dapat kembali pada prinsip perjuangan yang menjadi fondasi partai.
Rocky Gerung melihat bahwa Megawati memilih momentum yang tepat untuk memutus hubungan dengan Jokowi, sekaligus menyampaikan pesan kuat bahwa PDIP tidak akan berkompromi dengan pelanggaran etik dan ideologis.
Keputusan ini juga dipandang sebagai upaya Megawati untuk menjaga soliditas partai menjelang agenda politik penting, seperti kongres PDIP yang akan datang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

