Magelang, 3 Desember 2024 – Gus Miftah, Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, kini menghadapi kritik tajam dari publik setelah sebuah video interaksinya dengan seorang penjual es teh viral di media sosial. Dalam video yang diambil saat acara Magelang Bersholawat beberapa hari lalu, Gus Miftah tampak bercanda dengan penjual minuman tersebut, namun banyak yang menilai candaan tersebut sebagai penghinaan.
Di dalam video tersebut, Gus Miftah berkata kepada penjual es teh, "Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok." Ia kemudian melanjutkan dengan ucapan, "Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir," yang diartikan sebagai candaan mengenai takdir jika dagangan tidak laku. Reaksi warganet pun beragam, dengan banyak yang merasa bahwa komentar tersebut merendahkan pedagang kecil.
Menanggapi kritik yang berkembang, kuasa hukum Gus Miftah, Herdiyan Saksono, memberikan klarifikasi bahwa candaan tersebut adalah bagian dari gaya bahasa Gus Miftah dalam menyampaikan syiar. Herdiyan menjelaskan bahwa komentar tersebut dimaksudkan sebagai intermezzo untuk menarik perhatian jamaah dan tidak dapat dinilai hanya dari potongan video. Menurutnya, kritik yang bersifat sepenggal tidak memberikan gambaran utuh tentang peristiwa tersebut.
Senada dengan klarifikasi itu, Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, pengasuh Ponpes API Tegalrejo yang turut hadir dalam acara tersebut, juga membela Gus Miftah. Gus Yusuf menegaskan bahwa interaksi tersebut merupakan bentuk komunikasi yang biasa dilakukan Gus Miftah dengan jamaahnya. Ia menyatakan bahwa Gus Miftah sering kali membeli dagangan jamaah sebagai bentuk dukungan. Gus Yusuf pun berharap publik lebih bijak dalam menilai seseorang berdasarkan potongan video yang sering kali bisa menyesatkan.
Gus Yusuf menambahkan, Gus Miftah juga dikenal sering membantu pedagang kecil, bahkan dalam video lain terlihat membayar biaya kuliah seorang pedagang tahu aci. Ia menegaskan bahwa niat Gus Miftah selalu baik dan seringkali tidak terekspos oleh media.
Akhirnya, Gus Yusuf berharap publik dapat memahami konteks dari interaksi tersebut dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan yang bisa merugikan nama baik Gus Miftah.(*)
Editor: Elok WA R-ID