Repelita, Jakarta 22 Desember 2024 - Pelukis Yos Suprapto membantah pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut lukisannya yang gagal dipamerkan di Galeri Nasional bermuatan makian.
Yos menyatakan hal itu dalam konferensi pers bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada Sabtu (21/12/2024). Ia dengan tegas menilai bahwa Fadli Zon tidak memahami bahasa seni.
"Kalau Fadli Zon mengatakan itu adalah ungkapan politik yang tendensius, berarti dia tidak paham dengan bahasa seni atau bahasa budaya. Lebih baik dia tidak perlu menjadi menteri kebudayaan," kata Yos.
Lebih lanjut, Yos mempertanyakan penilaian Fadli, mengingat Menteri Kebudayaan tersebut belum pernah melihat karya-karyanya yang gagal dipamerkan.
"Dia tidak bisa melihat aslinya seperti apa. Dan dia tidak pernah berdialog dengan senimannya," imbuhnya.
Yos juga menanggapi tudingan Fadli yang menyebut karya-karyanya mengandung "makian". Menurutnya, tema pameran "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" seharusnya dipahami lebih dalam.
"Demikian pula dengan kedaulatan pangan, itu tidak bisa dipisahkan dari penguasa. Omong kosong!" tegasnya.
Salah satu lukisan yang disoroti oleh Yos adalah "Raja Jawa", yang menggambarkan kekuasaan yang berdiri di atas penderitaan rakyat kecil. Dalam lukisan itu, Yos ingin menggambarkan seorang raja yang duduk di singgasananya dengan kaki menginjak kerumunan orang.
"Apakah itu bukan simbol? Menyindir? Marah? Tidak. Itu fakta objektif yang saya rangkum untuk menggambarkan kondisi sosial dan budaya di Indonesia saat ini," jelasnya.
Yos menekankan bahwa dirinya hanya merekam apa yang dirasakannya dan dilihatnya sebagai bagian dari masyarakat, dan karya seni yang dihasilkan bukanlah ungkapan politik.
"Saya bisa menyaksikan, kesaksian saya tadi dalam bentuk karya seni. Jadi itu karya seni, bukan ungkapan politik," ujar Yos.
Sebelumnya, Galeri Nasional Indonesia menunda pameran tunggal Yos Suprapto yang bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan", yang direncanakan berlangsung dari 19 Desember hingga 19 Januari 2025. Penundaan ini terjadi setelah mundurnya kurator Suwarno Wisetrotomo akibat ketidaksepakatan dengan Yos mengenai karya-karya yang akan dipamerkan.
"Pameran ini bertujuan untuk menyajikan karya seni lukis dan instalasi dari Yos Suprapto, dengan fokus pada tema kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia," kata Jarot Mahendra, Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (20/12/2024).
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa penundaan pameran disebabkan oleh ketidaksesuaian tema dengan beberapa lukisan yang dipamerkan. Fadli menyebutkan bahwa Yos memasang sendiri lukisan-lukisan yang tidak disetujui oleh kurator.
"Beberapa lukisan itu, menurut kurator, tidak pas, tidak tepat dengan tema," ungkapnya.
Fadli juga menyatakan bahwa ada lukisan yang menurutnya mengandung unsur politik dan makian, serta ada karya yang menggambarkan telanjang dengan memakai topi yang memiliki identitas budaya tertentu. Ia juga menambahkan bahwa lukisan yang menggambarkan Raja Jawa atau Raja Mataram bisa memicu ketersinggungan dan masuk kategori SARA.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok