![Artikel](https://thumb.tvonenews.com/thumbnail/2024/12/15/675e898954a79-wirastho-keluarga-kiai-ageng-muhammad-besari-dan-gus-miftah_1265_711.jpg)
Repelita, Jakarta 17 Desember 2024 - Pernyataan Gus Miftah yang mengaku sebagai keturunan ke-9 dari ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari memicu kontroversi di kalangan publik dan keluarga keturunan sang kiai. Klaim tersebut langsung dibantah oleh Wirastho, salah satu keturunan ke-8 dari Kiai Ageng Muhammad Besari.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Gus Miftah dengan penuh percaya diri menyebut garis keturunannya. “Kebetulan kiai, saya keturunan ke-9 dari Mbah Muhammad Besari. Jadi saya keturunan ke-18 dari Prabu Brawijaya dan keturunan ke-17 dari Raden Patah Demak,” ujar Gus Miftah.
Namun, pernyataan ini mendapatkan penolakan dari Wirastho. “Kalau keluarga besar gini kita tidak bisa mengklaim dan disklaim. Kita hanya bisa menjabarkan data atau silsilah keluarga yang kita punya,” kata Wirastho dalam program Apa Kabar Siang Indonesia di YouTube tvOnenews.
Wirastho menegaskan bahwa tidak ada hubungan darah yang menghubungkan Gus Miftah dengan keluarga Kiai Ageng Muhammad Besari. “Karena putri dari Eyang Ilyas itu tidak ada satu pun yang menikah dengan Kiai Madarum. Putra dari Eyang Ilyas itu tidak ada yang namanya Kyai Madarum,” tegas Wirastho.
Lebih lanjut, Wirastho meminta Gus Miftah untuk lebih berhati-hati dalam mengklaim keturunan tanpa bukti yang jelas. “Saya pribadi tidak untuk klaim, tapi ini diharap bagi pribadinya (Miftah) kalau memang tidak (bukan keturunan Kiai) lebih baik mengakui tidak,” ujarnya.
Wirastho menjelaskan bahwa dalam tradisi keluarganya, seseorang dapat mengaku sebagai bagian dari keluarga baik secara genetik maupun keilmuan, tetapi hal ini harus didasarkan pada fakta yang benar. “Makanya di sini saya tidak meminta pengakuan Gus Miftah, tapi lebih kepada permintaan untuk menyadari sendiri,” pungkasnya.
Selain itu, Wirastho menekankan pentingnya menjaga nama baik leluhur agar tidak disalahgunakan. “3-4 tahun ini kami mencoba untuk menggawangi orang-orang yang ingin mencangkokkan nasab itu. Bukan karena kita merasa sok, tapi untuk menjaga supaya nama leluhur tidak disalahgunakan. Ketika leluhur kami dimanfaatkan untuk kebaikan tidak apa-apa,” ucapnya.
Mengakhiri pernyataannya, Wirastho menegaskan bahwa siapa pun yang mengklaim memiliki hubungan dengan keluarga Kiai Ageng Muhammad Besari dipersilakan untuk datang membawa bukti silsilah yang sah. “Tapi ketika digunakan untuk hal negatif, ini yang perlu kita gawangi. Ketika orang mengaku, monggo datang ke sini, bawa silsilah,” tutup Wirastho.
Kontroversi ini menjadi perhatian publik, dan banyak yang menantikan klarifikasi lebih lanjut dari Gus Miftah mengenai klaim keturunannya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok