[BREAKING NEWS] Judi "Online" Djarum Toto Terbongkar: 3 Tahun Beroperasi dengan Omzet Rp 2 Miliar Per Bulan

Jakarta, 8 Desember 2024 - Polres Tangerang Selatan (Tangsel) berhasil membongkar sindikat judi online melalui situs bernama Djarum Toto. Sindikat ini diduga berhasil menarik ribuan korban dengan menawarkan kemenangan mudah dan bonus besar.

Pengungkapan kasus ini bermula dari patroli siber yang dilakukan Unit Krimsus Sat Reskrim Polres Tangsel pada Minggu (10/11/2024). Dalam patroli tersebut, ditemukan situs yang mencurigakan menawarkan berbagai permainan judi online.

Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menjelaskan, "Berawal dari patroli siber terhadap situs-situs yang diduga bagian dari judi online, kami menemukan satu website bernama Djarum Toto dengan bentuk permainan judi online."

Polisi kemudian mengidentifikasi markas operasional Djarum Toto di sebuah ruko lantai tiga di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Penggerebekan dilakukan sehari setelah temuan tersebut, dan tujuh tersangka berhasil diamankan, yakni NAD (30), MA (26), BMM (28), ABK (20), BSA (19), VNA (30), dan RAK (28). Dua dari mereka adalah perempuan. Ketujuh tersangka langsung dibawa ke Polres Tangsel untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Alvino Cahyadi mengungkapkan bahwa barang bukti yang disita meliputi 19 ponsel, delapan laptop, tujuh CPU, 23 monitor, 28 buku tabungan, 26 kartu ATM, empat token, dua router Wi-Fi, serta satu boks SIM-card. Barang bukti tersebut digunakan untuk mendukung operasional situs judi.

Setiap tersangka memiliki peran masing-masing. NAD bertanggung jawab atas pengelolaan situs, sementara MA membuat domain situs. Tersangka lainnya, BMM, ABK, dan BSA, bertugas membuat konten promosi. Sedangkan VNA dan RAK mempublikasikan konten tersebut di berbagai situs.

Situs Djarum Toto menarik korban dengan strategi promosi seperti minimal deposit Rp 10.000 tanpa batas maksimal dan hadiah yang menarik. Permainan yang ditawarkan mencakup slot, togel, live casino, sport, arcade, dan sabung ayam. Dalam tiga tahun beroperasi, situs ini berhasil mengumpulkan keuntungan hingga Rp 2 miliar per bulan dengan total 28.000 anggota aktif.

Para pelaku dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang perjudian, UU ITE, serta UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Ancaman hukumannya maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau 20 tahun penjara.(*)

Editor: Elok WA R-ID

Baca Juga