Repelita Jakarta - Politikus PDIP, Ferdinand Hutahean, menanggapi pernyataan Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Negeri Saint Petersburg, Rusia, Connie Rahakundini Bakrie, terkait dokumen yang diamankannya mengenai Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Connie sebelumnya menyebut telah mengamankan dokumen penting yang berpotensi menjadi "bom waktu" di kemudian hari, yang berkaitan dengan Hasto.
Ferdinand mendorong Connie untuk membuka dokumen tersebut secara transparan. "Soal dokumen pak Hasto yang saat ini diamankan di Rusia, saran saya seharusnya dibuka sejak awal," ujar Ferdinand. Ia menekankan agar dokumen tersebut tidak digunakan sebagai alat tawar politik atau hukum.
"Jika Connie bisa membuka dokumen yang dimaksud, itu akan terhindar dari kesan sebagai bargaining politik atau hukum," tambah Ferdinand. Menurutnya, jika dokumen itu memang berhubungan dengan dugaan korupsi yang dilakukan pejabat negara, maka seharusnya dibuka tanpa penundaan. "Jangan ditutup-tutupi, karena itu juga menutupi kejahatan," tegasnya.
Ferdinand berharap, jika dokumen tersebut berisi bukti mengenai tindak pidana korupsi, maka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memprosesnya secara serius. "Supaya publik tahu dan kita lihat apakah KPK berani menindak para pelaku korupsi secara benar," tutupnya.
Sebelumnya, Connie mengungkapkan bahwa dokumen yang ia simpan di Rusia disiapkan untuk melindungi kepentingan masyarakat dan Hasto dari potensi desain yang menurutnya bertujuan melemahkan Hasto. Ia juga mengkritik langkah KPK yang menetapkan Hasto sebagai tersangka pada malam Natal, yang ia anggap sebagai bagian dari strategi sistematis untuk menekan PDIP.
"Saya menganggap KPK sudah bekerja keras, bahkan hingga malam Natal dan Tahun Baru," kata Connie. Ia juga menyebutkan beberapa kasus besar lainnya yang belum terungkap, termasuk dugaan pencucian uang dan korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh penting.
Connie menambahkan bahwa dokumen yang diamankannya bisa menjadi bukti penting di masa depan. "Bisa saja itu jadi bom waktu, kita lihat saja," ujarnya. Ia menegaskan bahwa niatnya adalah membantu masyarakat memahami kasus yang melibatkan Hasto dan tidak terima jika ada yang menilai langkahnya sebagai fitnah.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok