Jakarta, 10 Desember 2024 - Belum lama ini, publik dihebohkan dengan perlakuan kasar Gus Miftah terhadap seorang penjual es teh yang sedang berkeliling di pengajian. Perlakuan tersebut menuai kecaman dari warganet dan berujung pada pengunduran dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden.
Di tengah polemik ini, warganet mulai membandingkan Gus Miftah dengan Gus Baha, dua pendakwah asal Jawa yang sama-sama dipanggil Gus. Namun, berbeda dengan Gus Miftah, Gus Baha seringkali tidak mau diundang untuk mengisi kajian publik.
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang dikenal sebagai Gus Baha, merupakan ulama asal Rembang, Jawa Tengah, yang terkenal sebagai ahli tafsir dengan pengetahuan mendalam tentang Al-Qur’an.
Alasan mengapa Gus Baha jarang muncul di publik ternyata berkaitan dengan sifatnya yang tertutup. Dalam sebuah video saat mengisi pengajian, Gus Baha mengungkapkan bahwa dirinya sering kali menghindari acara seperti itu.
“Saya ini nggak tahu harus Istigfar atau syukur, karena termasuk yang paling saya hindari acara seperti ini,” ujarnya.
Gus Baha menjelaskan bahwa hanya ada beberapa pengecualian ketika dia mau mengisi kajian, seperti acara yang dihadiri oleh guru, keluarga, atau teman dekat almarhum ayahnya.
“Satu, mungkin saya nggak bakat dan nggak ingin. Dua, saya nggak punya kemampuan untuk menjelaskan konstruksi Islam secara utuh,” lanjutnya.
Gus Baha memiliki prinsip bahwa kajian harus dilakukan dengan menyajikan pengetahuan Islam secara utuh tanpa kompromi. Hal ini berkaitan dengan pengalamannya yang merasa “trauma” ketika harus bertanggung jawab untuk menyampaikan materi agama yang tidak sempurna.
Keyakinan ini membuat Gus Baha ingin mengaji sesuai kaidah agama Islam yang benar-benar murni dan tidak setengah-setengah. Itulah sebabnya publik melihatnya sebagai sosok pendakwah yang serius mengikuti adab agama dan tidak pernah menyakiti orang lain dengan perkataan atau perilakunya.
Gus Baha dikenal sebagai figur yang menjaga kesederhanaan dan kesucian dakwahnya, memprioritaskan nilai-nilai Islam tanpa membawa hal-hal yang tidak relevan. Melalui prinsip ini, dia menjadi salah satu tokoh pendakwah yang dihargai dan dihormati banyak orang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok