Penangkapan Tom Lembong Memicu Spekulasi Terkait Pengaruh Politik Jokowi
Penetapan tersangka terhadap Tom Lembong dalam kasus dugaan korupsi importasi gula memicu spekulasi terkait pengaruh politik mantan Presiden Jokowi.
Menurut Hersubeno Arief, meskipun Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden, kekuatannya dalam kabinet dan di kalangan penegak hukum masih terasa, sehingga banyak pihak mengaitkan kasus ini dengan pengaruh Jokowi yang berlanjut.
“Mengapa ini dikaitkan dengan Pak Jokowi, padahal sekarang bukan lagi beliau presidennya, melainkan Pak Prabowo,” ucapnya dilansir dari YouTube pribadinya.
“Tetap saja sulit untuk tidak mengaitkan ini dengan Jokowi, karena walaupun Jokowi sudah pensiun, pengaruhnya, baik di kabinet maupun di aparat penegak hukum, masih terasa,” sambungnya.
Kejaksaan Agung mendadak mengumumkan penetapan Lembong sebagai tersangka tanpa ada sinyal sebelumnya.
Hal ini menarik perhatian karena Lembong dikenal sebagai sekutu Anies Baswedan, yang belakangan kerap bersinggungan dengan dinamika politik yang diduga terpengaruh oleh kelompok pendukung Jokowi.
Spekulasi ini diperkuat dengan kabar yang beredar bahwa Jokowi sedang mempertimbangkan pembentukan partai politik baru, yang diprakarsai oleh relawan Projo dan dikabarkan akan menjadikan Jokowi sebagai ketua umum.
Hersubeno Arief menilai bahwa Jokowi masih memiliki agenda politik yang kuat, bahkan setelah masa jabatannya usai.
Menurut Hersubeno Arief, hubungan Jokowi dan Anies telah diwarnai ketegangan politik sejak Jokowi dianggap berusaha menghalangi pencalonan Anies pada Pemilu lalu.
Kedekatan Tom Lembong dengan Anies pun tak luput dari sorotan. Sebagai salah satu tokoh dalam tim ekonomi Anies selama pemilihan presiden, Lembong memiliki peran penting yang membuatnya menjadi perhatian bagi kubu politik yang mendukung Jokowi.
Tom Lembong sendiri memiliki sejarah profesional yang pernah dekat dengan Jokowi pada masa lalu, namun kini lebih dikenal sebagai salah satu tokoh yang diharapkan menjadi bagian dari langkah politik Anies di masa mendatang.
Hersubeno Arief menilai bahwa berbagai tindakan yang menghambat langkah politik Anies bisa jadi berasal dari pihak-pihak yang ingin mempertahankan pengaruh politik tertentu di Indonesia.
Meski pemerintahan saat ini dipimpin oleh Prabowo Subianto, ada dugaan bahwa jejak dan kepentingan politik Jokowi masih sangat kuat, termasuk dalam isu-isu politik dinasti yang kini dikaitkan dengan Gibran, putra Jokowi.
“Mengapa bukan Prabowo yang dicurigai oleh pendukung Anies Baswedan? Karena hingga sekarang, Pak Jokowi masih dianggap 'cawe-cawe' dan memiliki agenda untuk membangun politik dinasti,” lugasnya.
“Yang kedua, jejak digital menunjukkan bahwa bagaimanapun caranya, Pak Jokowi tetap menginginkan agar Anies Baswedan tidak terjun ke dunia politik, karena jika Anies terjun, ia akan menjadi kompetitor bagi Gibran,” jelas Hersubeno Arief.(*)