Gatot Nurmantyo Ungkap Prabowo Melaksanakan 'Operasi Garis Dalam' Selama Pemerintahan Jokowi
Ketua KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) Gatot Nurmantyo mengungkapkan pandangannya terkait perjalanan politik Prabowo Subianto selama menjabat sebagai menteri pertahanan di era Presiden Jokowi.
Gatot Nurmantyo melihat bahwa langkah Prabowo untuk bergabung dalam pemerintahan kala itu sebagai bentuk strategi yang mirip dengan “operasi garis dalam,” sebuah taktik operasi khusus yang mengutamakan pendekatan strategis di balik layar, mirip dengan strategi militer.
“Tetapi menurut saya pribadi, apa yang dilakukan sepanjang lima tahun itu, beliau melaksanakan ‘operasi garis dalam,’” jelasnya dilansir dari youtube Hersubuno Point.
“Sampai benar-benar menjadi orang kepercayaannya Pak Jokowi. Kepercayaan ini harus dipegang erat, tidak tiba-tiba dilepas karena beliau orang yang konsisten,” lanjutnya.
Menurut Gatot Nurmantyo, Prabowo memilih untuk menjalankan pendekatan yang halus dan adaptif dalam membangun kepercayaan di pemerintahan Jokowi sebelum akhirnya meraih kesempatan sebagai pemimpin negara.
Meski kini menjadi presiden, Gatot Nurmantyo menekankan bahwa Prabowo diharapkan akan tetap mempertahankan konsistensi dan ketegasan.
Dengan tim kabinet yang dibentuk dari berbagai kalangan, termasuk mantan menteri era Jokowi, Prabowo disebut menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan visi dan misi baru untuk pemerintahan yang produktif dan berdaya saing tinggi.
Gatot Nurmantyo meyakini bahwa Prabowo akan segera menegaskan perannya jika mendapati anggota kabinet yang kinerjanya tidak sejalan dengan visi pemerintahannya.
Gatot Nurmantyo juga menyoroti besarnya tantangan yang dihadapi kabinet Prabowo dalam lima tahun ke depan.
Salah satu fokus besar Prabowo adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi generasi produktif agar tidak membebani negara pada tahun 2030, saat Indonesia diprediksi mencapai titik rasio ketergantungan terendah.
Situasi ini akan menciptakan kelompok usia produktif yang berjumlah dua kali lipat dari kelompok yang tidak produktif, yang berarti meningkatnya tuntutan ekonomi yang harus ditanggung pemerintah.
Jika tidak dipersiapkan dengan baik, Indonesia bisa menghadapi masalah ekonomi yang serius, terutama dalam hal pengangguran dan ketahanan finansial bagi kelompok usia nonproduktif.
Melalui visi pemerintahannya, Prabowo diharapkan akan mampu memfokuskan strategi jangka panjang yang mengoptimalkan potensi generasi muda, membuka lapangan kerja, dan mengurangi beban ketergantungan ekonomi.
“Sebagai seorang pemimpin yang mengatakan bahwa menteri-menterinya harus begini, begini, profesional, dan sebagainya, kalau tidak sesuai, saya yakin seorang Prabowo akan tegas,” lugas Gatot Nurmantyo.(*)