Momen tidak terduga terjadi ketika Anies Baswedan memperlihatkan replika tongkat Pangeran Diponegoro yang belakangan banyak disoroti warganet.
Bagaimana tidak? Eks Gubernur DKI Jakarta itu sempat terpancing oleh pertanyaan awak media yang menanyakan perihal Raja Jawa, topik yang memang sedang dibahas Anies di atas podium.
"Jadi Raja Jawa itu ya Panembahan Senopati," ungkap Anies, seperti dilihat di akun TikTok @/rianasyehan pada Minggu (1/9/2024).
Panembahan Senopati sendiri merupakan penguasa pertama Kerajaan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram. Kerajaan Islam ini diketahui berkuasa di Pulau Jawa dari abad ke-16 sampai abad ke-18.
Tak disangka, seseorang diduga awak media berceletuk menimpali ucapan Anies. "Bukan Mulyono?" tanyanya.
"Bukan," sahutnya yang langsung dibalas dengan tawa oleh para hadirin.
Belakangan warganet jadi menyoroti gestur dan ekspresi Anies saat menjawab pertanyaan tersebut. Banyak yang rupanya dibuat salah fokus, bahkan menduga kemungkinan Anies tidak tahu dengan huru-hara Raja Jawa yang belakangan ramai diperbincangkan warganet di lini masa.
Calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno bertemu dengan Anies Baswedan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Jakarta, Minggu (1/9/2024) ANTARA/Tim Dokumentasi Pramono Anung - Rano Karno
"Sumpah ngakak lihat ekspresi cute Pak Anies jawab pertanyaan mbak wartawan. Coba di cek, Pak Anies tuh tau gak sih siapa Mulyono yang dimaksud wartawan," ucap pemilik akun di videonya.
"'Bukan' mana polos lagi mukanya.. keknya dia ga paham. maksud mulyono siapa," komentar warganet. "Bukan mulyono? 'Bukan' tapi muka nya sambil mikir sape tuh mulyono," ujar warganet lain. "Abah waktu pas bilang 'buukan' … kek sambil mikir," timpal yang lainnya.
Di sisi lain, nama Anies hingga kini masih terseret dalam pusaran drama Pilkada 2024. Yang terbaru, belum lama ini Anies dikabarkan menolak tawaran untuk menjadi Calon Gubernur Jawa Barat karena merasa tidak memenuhi aspirasi masyarakat di sana.
Padahal sebelumnya, Anies sempat ramai digadang-gadang akan kembali mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta dengan PDI Perjuangan sebagai pengusung. Namun PDIP kini malah mencalonkan Pramono Anung dan Rano Karno seperti dikutip dari suara
Tongkat Pangeran Diponegoro: Ratu Adil Jawa
Rushdy mengidentifikasi bahwa tongkat milik Pangeran Diponegoro kemungkinan adalah alat perang. Sementara itu, sejarawan Peter Carey dalam karyanya "Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855" menyebutkan bahwa tongkat tersebut dikenal sebagai "Erucokro," gelar yang menunjukkan tongkat itu memiliki hubungan dengan konsep Ratu Adil Jawa.
Carey menjelaskan bahwa tongkat tersebut diartikan sebagai bagian dari perjalanan spiritual Diponegoro, dengan desain cakranya yang mirip dengan senjata Dewa Wisnu dalam mitologi Jawa.
Selama masa tinggal di Belanda, keluarga Baud pernah menceritakan tentang tongkat pusaka Pangeran Diponegoro. Tongkat ini diberikan kepada leluhur Baud pada tahun 1834, sebagai hadiah di tengah situasi politik yang penuh ketegangan dan ketidakstabilan kekuasaan kolonial, sebagaimana dijelaskan di situs web Kemendikbud.
Setelah meninggalnya ayahanda ahli waris Jean Chretien Baud pada 2012, tongkat tersebut disimpan di rumah saudara perempuannya, Erica. Pada Agustus 2013, Harm Steven dari Rijksmuseum menghubungi keluarga Baud untuk menginformasikan tentang asal-usul tongkat tersebut.
Tongkat Pangeran Diponegoro Diteliti Sejumlah Ahli
Tongkat itu telah diteliti oleh sejumlah ahli yang mengkonfirmasi keaslian dan pentingnya artefak tersebut. Keluarga, sebagai ahli waris dari berbagai periode sejarah, menyadari betapa signifikan penemuan ini dan merasa bertanggung jawab untuk merawatnya dengan baik.
Kemudian, keluarga membahas makna dan konteks pemberian tongkat pusaka tersebut oleh leluhur mereka. Dalam diskusi tersebut, muncul keputusan untuk mengembalikan tongkat itu ke Indonesia.
Keluarga berharap penyerahan tongkat Pangeran Diponegoro ini akan menjadi simbol penting dalam memasuki era baru yang penuh dengan saling menghormati, persahabatan, dan kebersamaan.
Selain tongkat, Raja Belanda Willem Alexander juga menyerahkan sebuah keris milik Pangeran Diponegoro kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2020. Penyerahan keris tersebut berlangsung saat pertemuan antara Raja Willem dan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, Raja Willem yang didampingi oleh Ratu Belanda Maxima, mengunjungi Istana Bogor pada hari Selasa, 10 Maret 2020 lalu.
Penyerahan keris, yang selama ini tersimpan di Belanda, dilakukan secara simbolis setelah pernyataan pers bersama antara Raja Willem dan Presiden Jokowi.
Seperti itulah sejarah Tongkat Pangeran Diponegoro hingga mitosnya tentang ratu adil Jawa.