Partai Golkar era kepemimpinan Bahlil Lahadalia tidak sepenuhnya diterima akar rumput. Bahkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar mulai berani menyuarakan perlawanan.
Salah satunya di Yogyakarta. Wakil Ketua DPD Golkar DIY, John S Keban menyebut ada upaya pembonsaian partai setelah Airlangga Hartarto mundur.
"Pembonsaian Beringin terus berjalan sistematis dan terencana dengan matang. Semua ini terjadi karena para elite sudah memperangkapkan dirinya secara brutal masuk ke dalam lingkaran setan oligarki kekuasaan," kata John S Keban dikutip Sabtu (31/8).
Indikasi pembonsaian Golkar terlihat dalam serangkaian kebijakan menjelang Pilkada 2024. Di Banten, misalnya, Golkar yang sejak awal mengusung Airin Rachmi Diany tiba-tiba berbelok mengusung pasangan Andra Soni-Dimyati yang elektabilitasnya jauh di bawah Airin.
Barulah setelah PDIP mengusung Airin, Golkar mengembalikan rekomendasi dukungan yang sebelumnya diteken Airlangga.
Lebih lanjut dikatakan, serangkaian kejadian di internal partai Golkar seperti kejadian di Banten yang awalnya kader potensial dan berkualitas Partai Golkar Airin sempat sempat tidak diusung partai Golkar untuk maju pemilihan Gubernur Banten.
"Kasus di Banten itu parah sekali, masa kader berkualitas sekaliber Airin dicampakkan. Beruntung tangan-tangan Tuhan mengingatkan para elite Golkar dan mengembalikan Airin ke rumah besarnya, yakni Golkar," lanjutnya.
Tidak hanya Banten, kader potensial lain yang diabaikan Bahlil adalah Sekar Tanjung. Anak Akbar Tanjung ini memilih mundur sebagai calon Walikota Surakarta.
"Elite-elite partai memangkas para tunas muda beringin yang ingin tumbuh menyiapkan diri melanjutkan perjuangan Golkar untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara," paparnya.
Melihat carut-marut Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil, John S Keban yang juga menjabat Ketua Bappilu Golkar DIY menyerukan semua kader bangkit melawan kebijakan-kebijakan elite yang berpotensi menghancurkan partai.
"Kita gaungkan seruan, sudah saatnya semua kader Golkar bangkit melawan semua langkah kebijakan dan tindakan politik yang arahnya menghancurkan masa depan kejayaan Partai Golkar," pungkasnya Seperti dikutip dari rmol
Bahlil Dinilai Belum Mapan Pimpin Golkar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dinilai belum mapan memimpin partai sekelas Golkar. Terlihat pada awal kepemimpinannya, Bahlil telah mengeluarkan kebijakan yang mencla-mencle dalam menetapkan Calon Gubernur Banten yang diusung Golkar.
Sebelumnya Bahlil resmi mengumumkan dukungan Golkar ke pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Namun sehari berselang berubah ke pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.
Menurut Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, kepemimpinan Bahlil di Golkar tak akan bertahan lama.
“Saya ragu dia (Bahlil) akan bertahan memimpin Golkar dalam beberapa tahun ke depan. Golkar memang harus dipimpin figur yang mapan seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie dan Jusuf Kalla,” kata Jerry.***