Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Mahasiswa Makassar Bersatu, Seruan Penolakan Dinasti Politik Jokowi Menggema

 

Gelombang penolakan terhadap upaya mendirikan dinasti politik oleh Presiden Jokowi terus mendapatkan penolakan dari kalangan mahasiswa hingga Senin (26/8/2024).

Di kota Makassar, tepatnya di bawah Fly Over, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, ribuan mahasiswa kembali berkumpul dan menyuarakan aspirasinya.

Ribuan mahasiswa ini terdiri dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Universitas Bosowa (Unibos), Universitas Negeri Makassar (UNM), beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), dan kampus swasta lainnya.

Isu yang disoroti ratusan mahasiswa ini bukan lagi soal mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Tiap, beralih ke penolakan dinasti politik.

Nampak pada spanduk yang mereka bawa, tertulis ungkapan kekecewaan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

"Rakyat adalah tuannya negara, kuasanya adalah nyata."

"Prabowo pelaku pelanggar HAM 98."

"Rakyat bersatu lawan rezim yang menindas."

"Lawan hegemoni oligarki rezim Jokowi, selamatkam demokrasi."

"Tolak Jokowi, politik dinasti."

"Cukup pertemanan yang toxic, negara jangan."

Rakyat kerja kena batas usia, buat anak penguasa, revisi seenaknya."

"Tolak Dinasti Politik, Adili Jokowi dan Rebut Kedaulatan. Lawan Politik Dinasti Jokowi dari Makassar Kota Api!."

Bukan hanya spanduk berisi ungkapan kekesalan, beberapa mahasiswa dari Unibo mengenakan topeng dengan gambar Jokowi, Kaesang Pangarep, dan Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini sebagai bentuk singgungan kepada mereka yang belakangan ini dianggap paling merasa haus akan kekuasaan.

"Kekesalan mulai memuncak, sumpah serapah bertaburan. Timeline ponsel membiru, biru sebagai tanda melayang pukulan rakyat terhadap tubuh Pembajak Demokrasi!," teriak salah satu orator.

Ia menegaskan, apa yang dilakukan Jokowi belakangan ini telah memancing puncak akumulasi kekesalan. Menurutnya, tidak ada aturan selain kekuatan rakyat yang dapat menundukkan kesewenangan Rezim Jokowi dan kroni-kroninya dalam upaya membangun istana kerajaan.

Ia melihat, dukungan Koalisi gemuk Partai Politik di DPR, pembajakan demokrasi, dan pembangkangan Konstitusi ini terus berlangsung dan tidak ada yang mampu membendung.

"Sayang anak, bagi jabatan! Konstitusi sebagai benteng untuk membatasi kekuasaan dan melindungi kedaulatan rakyat, dengan mudah dan terang-terangan dikangkangi. Demi memastikan anak sulungnya, Gibran naik ditampuk kursi kekuasaan Wapres," cetusnya.

Tambahnya, jika Jokowi sebelumnya mencium bau-bau kolonial di istana negara, maka ia mencium baunya sendiri.

"Ia sedang mencium bau rezimnya sendiri. Kedaulatan ditangan rakyat, rakyatlah pemilik sah konstitusi yang sesungguhnya dan akan menentukan nasibnya sendiri," kuncinya.

Sumber Berita / Artikel Asli : fajar

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved