Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jakarta besar kemungkinan hanya akan diikuti satu pasang calon kepala daerah (Cakada) yang akan bersaing dengan kotak kosong.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan, Anies Baswedan terancam gagal dapat tiket lantaran partai pendukungnya PKS, Nasdem dan PKB loncat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Dengan bergabungnya tiga partai ini maka koalisi besar di Jakarta semakin tak terbendung. Peluang KIM plus pun merebut kemenangan semakin terbuka.
"KIM plus paling lawan kotak kosong atau calon independen yang saat ini sedang verifikasi faktual," kata Adi kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu (11/8).
Di sisi lain, analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai situasi demokrasi hari ini cukup mengkhawatirkan. Sebab Demokrasi seharusnya menyediakan pilihan-pilihan.
"Fase pencalonan ditentukan segelintir elite, suara rakyat tak penting. Orang seperti Anies elektabilitasnya tinggi tapi tak dapat tiket maju," tegas Adi.
Imbasnya, ketika masyarakat dihadapkan pada pilihan antara satu calon dan kotak kosong, partisipasi pemilih cenderung menurun, dan legitimasi pemimpin yang terpilih bisa dipertanyakan seperti dikutip dari rmol
Sebelumnya Partai Negoro bakal menggalang kekuatan untuk menyikapi manuver politik PKB, PKS, dan Nasdem yang diduga tidak serius mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Dikatakan Ketua Umum Partai Negoro Faizal Assegaf, manuver tiga partai itu harus disikapi demi jalannya sistem demokrasi yang bersih dan transparan.
"Akal sehat dan nurani publik menolak praktik politik jahat yang dibangun atas tujuan pemufakatan kepentingan segelintir elite, dengan mengabaikan partisipasi dan aspirasi rakyat," kata Faizal dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/8).
Lanjut Faizal, di tengah ketidakpastian itu, seharusnya partai politik wajib merespon dan mengutamakan aspirasi rakyat.***