Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] Rupiah Anjlok ke Level Terlemah Baru di Rp16.290/US$

 This image has an empty alt attribute; its file name is image-1406.png

Jakarta - Rupiah terperosok menyentuh rekor level terlemah lagi pada perdagangan spot pagi ini di Rp16.290/US$ pada pukul 09:55 WIB, Senin (10/6/2024).

Kejatuhan ke level itu mengimplikasikan pelemahan 0,6% dibanding posisi penutupan pekan lalu di Rp16.195/US$.

Tekanan pada rupah menghebat tertekan sentimen pasar global yang tengah negatif pasca rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mencatat lonjakan penambahan jumlah lapangan kerja. Pasar tenaga kerja AS yang kuat semakin mengikis peluang bagi pelonggaran moneter oleh Federal Reserve (The Fed) yang diharapkan oleh pasar saat ini.

Rupiah tercatat terperosok melemah terdalam sepanjang masa pada saat krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 pecah pada 2020 silam di Rp16.575/US$. 

Level pelemahan rupiah hari ini adalah yang terlemah sejak April 2020. Secara teknikal, rupiah sudah menjebol level support terkuat dan sebentar lagi bisa menjebol Rp16.300/US$, level psikologis terlemah baru.

Tekanan yang dihadapi oleh rupiah tidak sendirian. Mayoritas mata uang Asia pagi ini tertekan oleh dolar AS yang pagi ini dibuka perkasa di pasar Asia ke kisaran 105,166 pada pukul 09:58 WIB.

Won Korea tergerus 0,9% setelah pagi tadi dibuka langsung turun lebih dari 1%. Lalu ringgit juga melemah 0,55%, peso 0,44%, baht 0,27%. Hanya dolar Taiwan, dolar Hong Kong dan rupee India yang masih menguat pagi ini.

Aksi jual yang melanda pasar saham dan surat utang juga semakin menyudutkan rupiah pagi ini. IHSG dibuka anjlok ke 6.860, sementara harga obligasi berjatuhan akibat tekanan jual.

Yield atau imbal hasil Surat Utang Negara pagi ini di semua tenor melesat naik di mana tenor 2Y kini di 6,634%, lalu tenor 5Y di 6,905% dan tenor 10Y di 6,946%.

Kabar buruk AS

Amerika telah melaporkan data terbaru tingkat pengangguran dan penambahan lapangan kerja pada Mei yang mengejutkan pasar dan memantik aksi jual besar-besaran hingga yield atau imbal hasil Treasury, surat utang AS, melompat double digit.

Tingkat pengangguran AS pada Mei naik menyentuh 4%, melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan angkanya masih akan stabil di 3,9%, sama dengan bulan sebelumnya. Sementara penambahan lapangan kerja jauh melampaui prediksi pasar yang hanya memperkirakan penambahan 180.000 lapangan kerja. Faktanya, pada Mei lalu, lapangan kerja di AS bertambah 272.000 pekerjaan.

Sementara pendapatan rata-rata per jam pekerja di AS naik 0,4% dari April dan secara tahunan naik 4,1%. 

Data-data ketenagakerjaan AS yang mengejutkan itu tak ayal pasar semakin gugup memasuki pekan ini ketika Federal Reserve (The Fed) akan menggelar pertemuan Komite Terbuka (FOMC) dan mengumumkan hasilnya pada Kamis nanti. 

Pasar sejauh ini sudah menghapus ekspektasi penurunan bunga The Fed, Fed fund rate (FFR) bulan ini. Sementara harapan penurunan pada September-November dan Desember turut pupus dengan probablitas di bawah 50%.

Bagi para ekonom, data ketenagakerjaan Jumat lalu sangat tidak ramah bagi The Fed. “Datanya tidak mudah bagi The Fed. Tidak ramah bagi pelonggaran. Jika kita melihat data ini saja, itu berarti The Fed kemungkinan akan menahan bunga acuan sampai beberapa bulan ke depan,” komentar Jay Bryson, Kepala Ekonom di bank terbesar AS Wells Fargo & Co, seperti dilansir Bloomberg.

Sumber Berita / Artikel Asli : bloomberg

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved