Pengamat politik Rocky Gerung menyebut calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan akan dihalangi lebih besar untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Pasalnya jika Anies Baswedan berhasil kembali menduduki posisi Gubernur DKI Jakarta, bukan hanya akan memuluskan langkahnya untuk Pilpres 2024, namun juga berpotensi menghalangi operasi oligarki dan cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui kebijakan pemerintahannya.
"Karena itu saya terangkan tadi bahwa pasti Anies akan dihalangi bahkan lebih besar sebetulnya, karena ini bukan sekedar potensi Anies untuk pergi ke 2029, tapi potensi Anies untuk menghalangi operasi oligarki dan potensi Anies untuk menghalangi Jokowi masih cewe-cawe untuk menyelendupkan Gibran melalui APBN APBD Jakarta misalnya kan," ungkapnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (7/5).
Sementara sebelumnya, dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (18/4/2024), Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan bahwa Ridwan Kamil menempati posisi elektoral tertinggi untuk Pilkada DKI Jakarta, lalu disusul Anies Baswedan.
“Dinamika elektoral itu tidak statis, sekarang yang paling tinggi namanya Ridwan Kamil, tapi selisihnya tidak jauh sama Mas Anies dalam margin of error,” ucap Burhanuddin, dikutip dari Kompas TV.
Ia mengatakan dinamika elektoral untuk Pilkada DKI Jakarta sangat tinggi, pasalnya pada peringkat pertama hingga kesembilan dalam survei perolehan angka yang didapat masing-masing calon tidak terlampau jauh.
“Kita mendapati satu fenomena di mana Jakarta itu dinamika elektoralnya sangat tinggi, peringkat pertama, kedua hingga peringkat ke-9 itu selisihnya tidak terlalu jauh,” kata Burhanuddin.
“Jadi masih membuka pintu buat siapapun, karena proses nominasi masih berlangsung hingga bulan Agustus, masih jauh dan yang menarik partai-partai di Jakarta juga tidak ada yang sangat dominan (di Pemilu 2024).”