AL-MUKALLA: Koalisi angkatan laut pimpinan AS di Laut Merah telah menghancurkan drone Houthi dan kapal bermuatan bahan peledak yang dikendalikan dari jarak jauh yang menargetkan kapal dagang di lepas pantai Yaman.
Komando Pusat AS mengatakan pada Kamis pagi bahwa pasukannya telah menghancurkan sebuah kapal yang dikendalikan dari jarak jauh, sementara sebuah pesawat dari koalisi pimpinan AS menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh milisi Yaman pada hari Rabu ke arah kapal komersial dan angkatan laut internasional.
“Ditentukan bahwa senjata-senjata ini merupakan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut,” kata CENTCOM.
Misi angkatan laut Uni Eropa di Laut Merah mengatakan pada hari Rabu bahwa sebuah helikopter Angkatan Laut Perancis menembak jatuh pesawat tak berawak Houthi yang terbang di atas Laut Merah selatan di dekat kapal komersial. Houthi belum mengaku bertanggung jawab atas peluncuran drone atau kapal tersebut.
Sejak bulan November, milisi telah meluncurkan ratusan rudal, drone, dan kapal yang dikendalikan dari jarak jauh terhadap kapal komersial dan angkatan laut asing di Laut Merah, Selat Bab Al-Mandab, dan Teluk Aden, dengan mengklaim bertindak untuk mendukung rakyat Palestina.
Sementara itu, kelompok Houthi menghadapi kecaman yang semakin besar atas penghancuran rumah mereka yang mematikan di Al-Bayda.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mendesak dunia, termasuk PBB dan badan-badan internasional lainnya, pada hari Kamis untuk menetapkan milisi tersebut sebagai teroris, dan mengutuk pelanggaran hak asasi manusia Houthi, seperti pembongkaran rumah baru-baru ini di Radaa, Al-Bayda, yang menyebabkan 35 orang tewas. warga sipil terluka atau tewas.
Dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB, dan delegasi internasional di PBB, pemerintah Yaman meminta PBB mengambil “tindakan nyata dan tegas” terhadap kelompok Houthi untuk mengakhiri pelanggaran yang mereka lakukan di Yaman.
“Meski milisi teroris Houthi secara keliru mengklaim melindungi rakyat Palestina di Gaza, mereka terus melakukan kekejaman dan kejahatan keji yang sama terhadap rakyat Yaman seperti yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap warga Palestina.”
Pada saat yang sama, kedutaan asing di Yaman, serta organisasi hak asasi manusia lokal dan internasional, mengutuk Houthi karena merusak rumah-rumah penduduk di Radaa dan mendesak mereka untuk menghentikan serangan mereka.
Dalam sebuah postingan di X, Kedutaan Besar Inggris menggambarkan foto-foto “mengerikan” yang menunjukkan kerusakan rumah oleh Houthi di Radaa, dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga para korban. “Kami mengutuk keras serangan itu. Korban jiwa yang lebih tragis akibat serangan Houthi yang sembrono.”
Steven Fagin, duta besar AS untuk Yaman, menyebut penghancuran rumah oleh Houthi sebagai “serangan brutal,” dan mengatakan bahwa milisi Yaman terus menganiaya warga Yaman di wilayah yang mereka kuasai.
“Tindakan kekerasan ini menjadi pengingat suram akan penderitaan dan ketidakstabilan yang terus terjadi di wilayah yang dikuasai Houthi. Rakyat Yaman berhak hidup dalam lingkungan yang aman dan tenteram, bebas dari ancaman kekerasan dan penindasan, dan Amerika Serikat tetap berkomitmen mendukung perdamaian di Yaman,” kata duta besar AS dalam pernyataannya di X.
Human Rights Watch juga meminta Houthi untuk segera menyelidiki penghancuran rumah, membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan, dan memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak.
“Pasukan Houthi di Yaman melanjutkan perlakuan brutal mereka terhadap warga sipil di bawah pemerintahan mereka dengan sengaja meledakkan sebuah rumah tempat tinggal dan tampaknya menewaskan sedikitnya sembilan orang dari satu keluarga,” kata Michael Page, wakil direktur Human Rights Watch untuk Timur Tengah dan Afrika Utara. dalam sebuah pernyataan. [ARN]
