Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kepala Basarnas Paparkan Kompleksitas Operasi SAR di Sumatera, 447 Meninggal dan 399 Masih Hilang

 Kepala Basarnas, Mohammad Syafii ungkap perkembangan terbaru soal penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Repelita - Operasi pencarian dan penyelamatan korban bencana di tiga provinsi Sumatera terus dilakukan dengan intensitas tinggi.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkapkan kompleksitas operasi yang berlangsung hampir satu pekan.

Dalam rapat bersama Komisi V DPR RI pada Senin 1 Desember 2025, dia memaparkan skala bencana yang sangat besar dan dampaknya yang masif.

Hingga laporan terakhir tercatat sebanyak tiga puluh tiga ribu enam ratus dua warga terdampak bencana di berbagai wilayah.

Korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi mencapai empat ratus empat puluh tujuh orang dari lokasi bencana.

Sebanyak tiga ratus sembilan puluh sembilan orang lainnya masih dalam status hilang dan menjadi fokus pencarian utama.

Tim gabungan terus berupaya menjangkau seluruh wilayah terdampak meskipun medan operasi sangat berat dan berbahaya.

Bencana hidrometeorologi ini dinilai sebagai salah satu yang paling mematikan di wilayah Sumatera dalam dua dekade terakhir.

Curah hujan ekstrem yang berlangsung selama sepekan memicu serangkaian bencana beruntun di kawasan permukiman padat penduduk.

Banjir bandang disusul dengan tanah longsor serta runtuhan tebing telah menyebabkan kerusakan infrastruktur parah.

Kondisi paling memprihatinkan terjadi di wilayah terpencil seperti Kabupaten Agam, Limapuluh Kota, dan sebagian Aceh Tengah.

Banyak korban yang mengalami luka berat seperti patah tulang terbuka dan infeksi parah belum mendapatkan penanganan medis memadai.

Beberapa korban telah mengalami luka serius selama lebih dari lima hari tanpa akses perawatan kesehatan dasar.

Basarnas mengerahkan helikopter jenis Super Puma dan Dauphin untuk mengevakuasi korban dari titik-titik kritis yang terisolasi.

Alat transportasi udara juga digunakan untuk mengangkut berbagai bantuan logistik ke daerah yang tidak terjangkau darat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan potensi hujan ekstrem masih mungkin terjadi di beberapa wilayah.

Kondisi cuaca tersebut dapat memperlambat proses evakuasi darat yang sudah sangat sulit akibat kerusakan infrastruktur.

Operasi kali ini termasuk yang paling kompleks dalam satu dekade terakhir mengingat multi-bencana yang terjadi secara bersamaan.

Tim SAR menghadapi berbagai tantangan seperti banjir besar yang disusul banjir bandang dengan intensitas tinggi.

Lahar dingin dari puncak Gunung Marapi memperparah kondisi banjir dan merusak infrastruktur di sekitarnya.

Tanah longsor beruntun terjadi di berbagai lokasi sehingga menyulitkan proses evakuasi dan distribusi bantuan.

Lumpur tebal menutup akses menuju desa-desa terpencil yang membutuhkan bantuan segera.

Jembatan dan jalan provinsi mengalami keruntuhan total sehingga memutus jalur transportasi vital.

Beberapa tim SAR dilaporkan mengalami kondisi hipotermia ringan dan kelelahan akut akibat bekerja tanpa jeda.

Mereka tetap melanjutkan operasi meskipun dalam kondisi fisik yang sangat lelah dan medan yang ekstrem.

Basarnas kini mengutamakan assessment melalui udara untuk memetakan wilayah-wilayah yang masih terisolasi.

Pemetaan tersebut bertujuan agar proses evakuasi dan pengiriman bantuan dapat lebih tepat sasaran.

Kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dan Kepolisian Republik Indonesia terus ditingkatkan.

Kolaborasi tersebut difokuskan pada distribusi logistik ke wilayah yang akses daratnya lumpuh total.

Bantuan dikirimkan melalui jalur udara dan laut untuk daerah yang sama sekali tidak dapat ditembus melalui daratan.

Berdasarkan data terbaru lebih dari tujuh puluh titik pengungsi masih mengalami kekurangan obat-obatan dan pangan.

Operasi pencarian dan penyelamatan akan dievaluasi secara berkala sesuai dengan perkembangan kondisi di lapangan.

Jika pencarian dinilai tidak lagi efektif secara teknis maka operasi dapat dihentikan sesuai prosedur standar internasional.

Kondisi medan yang sangat berbahaya dapat menjadi pertimbangan untuk menghentikan operasi demi keselamatan tim.

Kemungkinan menemukan korban dalam keadaan hidup juga menjadi pertimbangan dalam evaluasi kelanjutan operasi.

Kepala Basarnas menegaskan bahwa keselamatan tim SAR tetap menjadi prioritas dalam setiap pengambilan keputusan.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi resmi dari sumber yang terpercaya mengenai perkembangan terbaru.

Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu proses pemulihan pasca bencana yang panjang.

Pemerintah berkomitmen memberikan perhatian penuh terhadap upaya penanganan darurat dan pemulihan korban bencana.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved