Repelita Bogor - Sebanyak tujuh siswa Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terpaksa absen dari agenda makan malam bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah pada pekan lalu.
Gus Ipul mengungkapkan bahwa dari total 100 siswa, hanya 93 yang hadir mendampingi acara makan malam tersebut.
Ketidakhadiran tujuh siswa itu disebabkan kondisi kesehatan yang kurang mendukung.
Beberapa di antaranya mengalami keluhan sakit perut hingga terkena cacar air.
Ia menuturkan, para siswa tersebut tengah dalam tahap penyesuaian diri lantaran baru tinggal di asrama dan jauh dari orang tua mereka.
“Ada yang mengeluh sakit perut, mungkin karena belum terbiasa makan enak, tiga kali sehari dengan buah, susu, dan snack.
Tapi Insya Allah semua akan ditangani, kalau perlu dirujuk ke rumah sakit akan kami kawal sampai benar-benar pulih,” kata Gus Ipul, Minggu 3 Agustus 2025.
Fenomena serupa menurutnya tidak hanya terjadi di Cibinong.
Beberapa Sekolah Rakyat di daerah lain juga menghadapi situasi kesehatan siswa yang mirip, terutama pada masa awal adaptasi tinggal di asrama.
Gus Ipul menegaskan, Sekolah Rakyat merupakan mandat langsung Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan pemerataan kesempatan belajar bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Ia menyebut program ini bukan sekadar proyek pendidikan biasa, melainkan jalan keluar agar anak-anak miskin dan miskin ekstrem memiliki kesempatan mengubah nasib melalui jalur sekolah berasrama yang disiapkan negara.
"Jadi ini (Sekolah Rakyat) adalah gagasan dan program prioritas dari Presiden Prabowo.
Ini murni dari Pak Presiden, saya sebagai pembantu Presiden hanya menjalankan amanah untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya," tegas Gus Ipul.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa lulusan Sekolah Rakyat diharapkan tumbuh menjadi generasi terdidik yang memiliki karakter kuat dan keterampilan mumpuni untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, kecerdasan yang diharapkan tidak hanya sebatas pintar secara akademik, tetapi juga mampu memanfaatkan akal sehat dengan benar serta tumbuh sebagai anak yang memiliki jati diri.
"Itulah anak-anak kita yang berkarakter, dia pintar dan cerdas tetapi tetap bangga pada keluarga, peduli pada sesama, dan mencintai negeri ini," tutup Gus Ipul.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok.