Repelita Jakarta - Upaya revisi penulisan Sejarah Indonesia yang diinisiasi Kementerian Kebudayaan memunculkan temuan penting mengenai jejak awal penyebaran Islam di Nusantara.
Sejumlah artefak yang berhasil diungkap tim arkeologi di Situs Bongal, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, membuka peluang bagi koreksi besar terhadap narasi lama yang tercatat dalam Sejarah Nasional Indonesia (1984) dan Indonesia dalam Arus Sejarah (2012).
Prof Dr Jajat Burhanuddin selaku Editor Umum Penulisan Buku Sejarah Indonesia menuturkan pada Rabu 30 Juli 2025 bahwa temuan ini akan mengubah cara pandang mengenai kapan dan bagaimana proses Islamisasi bermula.
Menurutnya, bukti dari Situs Bongal menunjukkan keterkaitan langsung jalur perdagangan dengan masuknya Islam ke wilayah Nusantara sejak abad ke-7 Masehi, bukan abad ke-12 seperti tertulis dalam ensiklopedia sejarah sebelumnya.
Jajat menambahkan, narasi lama dalam Sejarah Nasional Indonesia hanya menduga kehadiran Islam pada abad ke-7 M, tetapi tidak didukung bukti kuat sehingga fokus sejarah bergeser ke kemunculan kerajaan Islam di Aceh pada abad ke-13 Masehi.
Kini, penemuan koin kuno di Bongal membuka bukti fisik.
Koin itu dicetak di Basrah, Irak, pada 79 Hijriyah atau sekitar 698 Masehi pada masa Dinasti Umayyah.
Peneliti sekaligus Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Medan Ichwan Azhari menjelaskan koin tersebut memiliki berat 2,22 gram dengan diameter 26,25 mm.
Tulisan pada koin memuat ayat-ayat Al-Qur’an dan pernyataan keesaan Allah serta pengakuan Muhammad sebagai Rasulullah.
Bagian depan koin berbunyi “Bismillahi, dhuriba hadza ad-dirham bil Basrah fi sanah tis’a wa sab’in” yang artinya “Dengan Nama Allah, dirham ini dibuat di Basrah pada tahun tujuh puluh sembilan”.
Bagian tengah berisi kalimat “Laa ilaaha illa Allah wahdahu Laa syarikalahu” yang bermakna “Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya”.
Bagian belakang tertulis kutipan surah Al-Ikhlas yang berbunyi “Allahu ahad Allah Ash-shamad lam yalid Wa lam yuulad wa lam yakun Lahu kufuwan ahad”.
Ichwan menekankan koin itu tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar ekonomi tetapi juga sarana dakwah untuk mengenalkan Islam ke wilayah-wilayah baru di jalur perdagangan.
Ia menilai, keberadaan koin kuno di Bongal menandakan bahwa peradaban Islam awal sudah menjangkau Pantai Barat Sumatera sejak abad pertama Hijriyah.
Dengan demikian, hasil penelitian tersebut akan menjadi dasar koreksi dalam buku-buku sejarah nasional ke depan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok.