Repelita Jakarta - Jerome Polin, Youtuber sekaligus pengusaha muda yang dikenal lewat konten edukasi matematika, tengah menjadi sorotan setelah melontarkan kritik kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait pernyataan tentang rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia.
Kritik tersebut bermula ketika Sri Mulyani dalam sebuah forum nasional membahas tantangan keuangan negara, salah satunya terkait rendahnya kesejahteraan tenaga pendidik.
Bagi Jerome, pandangan itu justru mengisyaratkan bahwa perbaikan pendidikan belum ditempatkan sebagai prioritas utama dalam kebijakan fiskal.
Jerome menilai bahwa peningkatan mutu pendidikan nasional berawal dari penghargaan yang layak bagi guru dan dosen.
Ia menegaskan, kesejahteraan pendidik menjadi fondasi untuk membangun generasi yang berkualitas, sehingga gaji yang memadai adalah langkah awal yang wajib ditempuh pemerintah.
Melalui unggahan di media sosial, Jerome mengungkapkan bahwa porsi anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen APBN masih dapat dioptimalkan.
Ia menilai banyak pos pengeluaran di sektor lain yang kurang mendesak bisa dialihkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, khususnya bagi peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar.
Menurut Jerome, gaji yang layak tidak hanya berdampak pada semangat kerja guru dan dosen, tetapi juga memengaruhi kualitas pembelajaran yang mereka berikan.
Ia menambahkan bahwa target besar menuju Indonesia Emas tidak akan tercapai jika kualitas pendidikan masih terhambat oleh rendahnya apresiasi terhadap tenaga pendidik.
Jerome yang lahir di Jakarta pada 2 Mei 1998 ini menempuh pendidikan tinggi di Universitas Waseda, Jepang, berkat beasiswa penuh Mitsui–Bussan Scholarship.
Selain dikenal lewat kanal YouTube Nihongo Mantappu yang berdiri sejak 2017, ia juga membangun Mantappu Academy sebagai wadah pembelajaran matematika yang dikemas menyenangkan.
Dengan latar belakang akademis dan pengalamannya mengelola bisnis edukasi, Jerome menilai dirinya paham betul bahwa kesejahteraan tenaga pendidik merupakan kunci bagi kemajuan bangsa.
Ia berharap kritiknya dapat menjadi masukan agar kebijakan anggaran lebih berpihak pada sektor pendidikan secara nyata.
Diskusi publik yang berkembang setelah kritik tersebut mencuat semakin menegaskan pentingnya keseimbangan antara pengelolaan keuangan negara dan pemenuhan hak tenaga pendidik.
Harapannya, pemerintah dapat mengambil langkah strategis agar gaji guru dan dosen meningkat tanpa mengorbankan stabilitas fiskal.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

