
Repelita Jakarta - Polemik terkait keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo masih terus memanas dan menimbulkan keraguan dari sejumlah pihak yang pernah dilaporkan ke polisi oleh Jokowi.
Seiring berjalannya waktu, makin banyak figur baru yang turut angkat suara mengenai ijazah mantan pemimpin Indonesia periode 2014-2024 tersebut.
Salah satunya adalah politisi Beathor Suryadi yang menghebohkan publik dengan tuduhan bahwa ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
Selain itu, Dokter Tifauzia Tyassuma, yang dikenal sebagai dokter Tifa, menyampaikan bahwa setelah Polda Metro menetapkan laporan Jokowi ke tahap penyidikan, sejumlah pihak mulai mengirimkan bukti dokumen berupa ijazah dan transkrip nilai mahasiswa dari angkatan yang sama atau dekat dengan tahun yang diklaim Jokowi.
Dari informasi tersebut, dokter Tifa semakin yakin ijazah Jokowi tidak asli.
Kemunculan purnawirawan Kolonel Infanteri (Purn.) Sri Radjasa Chandra juga mendapat perhatian.
Sri Radjasa menegaskan bahwa ijazah Jokowi diduga bukan diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut dia, ijazah tersebut kemungkinan dicetak pada tahun 2012 atau 2014.
Sebagai mantan intelijen, Sri Radjasa menyebutkan bahwa Pasar Pramuka dikenal sebagai pusat pembuatan dokumen palsu, termasuk ijazah.
“Ahlinya (pembuatan ijazah palsu) ada di belakang kios-kios itu,” ujarnya dalam video yang diunggah pada Kamis, 10 Juli 2025.
Dia menambahkan, pada tahun 1990-an biaya pembuatan ijazah palsu untuk universitas swasta yang kurang dikenal mencapai Rp8 juta, sementara untuk universitas negeri tarifnya berbeda.
Sri Radjasa pun menduga ijazah Jokowi memang palsu.
“Jadi ketika Pak Beathor mengatakan bahwa ada kaitan Pasar Pramuka, dan kemudian saya teliti beberapa hal tentang kepalsuan ijazah itu (ijazah Jokowi), saya sekarang sudah yakin bahwa itu palsu,” ucapnya.
Ia mengaku pernah berdiskusi dengan pakar forensik digital Rismon Sianipar yang berkali-kali menuding ijazah Jokowi palsu.
Sri Radjasa menyebutkan adanya dugaan keterlibatan kekuasaan untuk menutupi kasus tersebut.
“Bahkan rekam jejak ijazah ini hilang, seperti misalnya skripsi, terus kemudian lembar penilaian. Artinya semakin memperkuat bahwa ini palsu.”
Dia juga percaya bahwa mantan Wamendes PDTT Paiman Raharjo turut terlibat dalam pembuatan ijazah palsu Jokowi.
“Saya dapat informasi dari teman-teman Pasar Pramuka bahwa di situ ada Paiman, relawan Sedulur Jokowi, yang kemudian mendapat jabatan wamen,” jelasnya.
Sri Radjasa menambahkan bahwa setelah dia mengangkat isu ini, perhatian langsung tertuju pada Paiman.
Ia pun menyindir Jokowi yang enggan memperlihatkan ijazah aslinya sehingga masalah ini berlarut-larut.
Padahal, menurut Sri Radjasa, kasus ini bisa cepat selesai jika Jokowi bersedia memperlihatkan dokumen aslinya.
Mengenai waktu pembuatan ijazah tersebut, ia menduga dibuat pada tahun 2012 atau 2014.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

