Sidang Korupsi Mbak Ita, Ajudan dan Sopir Diminta Hancurkan Handphone

 

Repelita Semarang - Ajudan dan sopir Heverita Gunaryati Rahayu atau Mbak Ita disebut menerima perintah untuk mematikan serta merusak ponsel mereka saat tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.

Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminudin, ketika memberikan kesaksian di hadapan majelis hakim dalam sidang perkara tersebut di Pengadilan Tipikor Semarang, Jawa Tengah, pada Senin 14 Juli 2025.

Iswar mengaku mendapatkan informasi mengenai perintah tersebut dari pihak lain setelah mendengarkan kabar yang beredar.

Di hadapan majelis hakim, Iswar yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Semarang juga menyampaikan bahwa saat proses penyidikan berlangsung, sejumlah pejabat diminta berkumpul.

Ia menjelaskan bahwa kebetulan lokasi ruang kerjanya berada di lantai satu, sementara ruang wali kota berada di lantai dua, sehingga ia hanya menerima informasi dari luar.

Iswar mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, para pejabat yang dikumpulkan disarankan untuk tidak memenuhi panggilan dari lembaga antirasuah.

Menurutnya, hasil pertemuan itu berisi larangan untuk hadir dalam pemeriksaan KPK.

Diketahui bahwa Mbak Ita telah menjalani sidang perdana dalam kasus dugaan korupsi yang digelar di Pengadilan Tipikor Semarang pada Senin 21 April 2025.

Jaksa Penuntut Umum dari KPK mendakwa Mbak Ita bersama suaminya, Alwin Basri, dengan tiga tuduhan utama dalam persidangan itu.

Ketiga dakwaan tersebut meliputi proyek pengadaan meja dan kursi di Dinas Pendidikan, proyek pembangunan di 16 kecamatan, serta dugaan pemotongan insentif pegawai.

Total kerugian negara akibat praktik korupsi yang diduga dilakukan oleh keduanya ditaksir mencapai angka Rp 9 miliar.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga