Riza Chalid Dicekal ke Luar Negeri Usai Ditetapkan Tersangka Korupsi Minyak

Repelita Jakarta - Riza Chalid, seorang pengusaha di sektor minyak, dicegah untuk pergi ke luar negeri oleh tim penyidik Jampidsus Kejaksaan Agung.

Langkah ini diambil setelah Riza resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan KKKS untuk periode 2018 sampai 2023.

Harli Siregar selaku Kapuspenkum Kejagung mengungkapkan bahwa pencekalan mulai berlaku sejak 10 Juli 2025.

Ia menambahkan, pihak Kejaksaan juga sudah menggandeng Imigrasi agar pergerakan Riza bisa diawasi secara ketat.

Harli menegaskan bahwa monitoring tersebut kini sedang berjalan.

Pihak Kejagung juga sedang mematangkan langkah pemanggilan Riza sebagai tersangka.

Penyidik kini menyiapkan strategi agar Riza dapat diperiksa dalam kapasitasnya sebagai tersangka.

Menurut Harli, waktu pemeriksaan sedang diatur oleh tim penyidik.

Selain Riza, penyidik turut menetapkan delapan orang lain sebagai tersangka.

Beberapa di antaranya adalah mantan Vice President Supply dan Distribusi Pertamina tahun 2011-2015, AN, serta Direktur Pemasaran Niaga PT Pertamina tahun 2014, HB.

Tersangka lain berinisial TF, DS, AS, HW, MH, dan IP.

Sebanyak delapan tersangka langsung menjalani penahanan selama dua puluh hari.

Sementara itu, Riza Chalid belum ditahan karena masih berada di Singapura.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 junto Pasal 18 UU Tipikor junto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Nama Riza Chalid terseret dalam perkara ini setelah putranya, Muhammad Kerry Andrianto Riza, lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka.

Putra Riza diketahui berperan sebagai beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga