Repelita Jakarta - Mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi memutuskan menarik kembali pernyataannya mengenai keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo, namun langkah itu dinilai tidak serta-merta menghapus polemik yang sudah terlanjur menyebar.
Pakar Komunikasi Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto menegaskan, dalam dunia komunikasi, setiap ucapan yang sudah terpublikasi tidak bisa dihapus begitu saja.
Henri menjelaskan, komunikasi bersifat irreversible.
Sekali pernyataan beredar, maka jejaknya tetap ada dan mustahil dikembalikan seperti sebelum ucapan itu muncul.
Ia menyebut, di era digital saat ini, informasi menyebar begitu cepat lewat media sosial yang menjadi medium mass self communication.
Mekanisme ini membuat pesan berpindah dari orang ke orang dengan jangkauan sangat luas dan jejak digital sulit dihapus.
“Maka komunikasi yang sudah terjadi tdk bisa ditarik kembali oleh siapapun.
Karenanya meniadakan dampak pesan yang tidak diharap, dari suatu pernyataan yang sudah masuk dalam jaringan komunikasi digital, tidak bisa menanggulanginya dengan cara menyuruh orang mencabut pernyataan,” kata Henri melalui akun X miliknya, Sabtu 19 Juli 2025.
Henri juga menambahkan, bantahan atau penarikan ucapan tidak efektif meredam keraguan publik.
Menurutnya, yang lebih tepat adalah menyodorkan bukti-bukti konkret.
“Never argue, jangan terlalu banyak memenuhi jaringan digital dengan argumentasi dan narasi tanpa bukti.
Justru retorika yang berlebihan akan membuat publik makin tidak percaya,” tegasnya.
Ia menilai, hanya data dan fakta sahih yang bisa menjawab keraguan masyarakat.
Henri pun mengingatkan risiko jika pihak yang berupaya menepis keraguan justru tidak punya data valid.
“Namun celaka jika pihak yang ingin memperbaiki citra memang ternyata tidak memiliki data berdasar fakta kebenaran,” ujarnya.
Diketahui sebelumnya, Sofian Effendi menarik ucapannya melalui surat pernyataan bermaterai yang tersebar pada Kamis 17 Juli 2025.
Dalam surat itu, Sofian juga meminta maaf kepada seluruh pihak yang dirugikan.
Ia meralat seluruh isi wawancaranya di kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025.
Lewat klarifikasi itu, Sofian mendukung pernyataan resmi UGM pada 2022 yang menegaskan ijazah Jokowi asli dan sah tercatat di universitas.
Ia juga meminta video wawancaranya dihapus demi meredam polemik yang sempat memanas.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

