Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jejak Kritik Tom Lembong ke Jokowi: Dari IKN sampai Hilirisasi

Thomas Trikasih Lembong (kiri) saat menjabat sebagai Kepala BKPM dan Presiden ke-7 Joko Widodo saat peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2019 di Tangerang, Banten, Selasa, 12 Maret 2019. Kiprah Tom Lembong di dunia pemerintahan dimulai pada 2013, ketika Tom Lembong dipercaya menjadi penasihat ekonomi sekaligus penulis pidato Gubernur Jakarta kala itu, Joko Widodo. Peran sebagai penasihat dan penulis pidato Jokowi dia lanjutkan saat eks Wali Kota Solo itu terpilih menjadi presiden pada periode pertama. TEMPO/Subekti

 Repelita Jakarta - Jejak kritik Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan usai ia divonis empat setengah tahun penjara dalam kasus korupsi impor gula.

Tom Lembong dikenal vokal mengkritik kebijakan pemerintah, terutama pada periode kedua Jokowi.

Setelah tak lagi menjabat, Tom aktif mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024 sebagai co-captain Tim Nasional Anies-Muhaimin.

Salah satu kritik tajam Tom Lembong diarahkan pada kebijakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tom menilai pembahasan Undang-Undang IKN terkesan dipaksakan dan minim melibatkan partisipasi masyarakat.

Hal itu diungkap Tom saat diskusi publik di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 6 Desember 2023.

Ia juga merespons pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut calon presiden penolak IKN membuat investor ragu.

Menurut Tom, para investor memang sudah meragukan proyek IKN sejak awal, jauh sebelum munculnya capres penolak.

Kritik ini kemudian memicu perdebatan terbuka antara Tom dan Bahlil.

Bahlil membantah anggapan Tom dengan menekankan bahwa pemerintah sengaja memprioritaskan investor domestik pada tahap awal.

Selain IKN, Tom Lembong juga mengkritisi kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.

Ia menilai hilirisasi nikel yang dipaksakan membuat harga nikel global turun tajam setelah Indonesia membanjiri pasar dunia.

Baca Juga

Menurut Tom, kebijakan seperti ini merugikan semua pihak karena hanya menguntungkan jangka pendek.

Tom mengingatkan, pendekatan boom and bust hanya membuat Indonesia cepat kehabisan cadangan nikel.

Ia menilai produksi dan ekspor nikel seharusnya dilakukan bertahap agar cadangan tetap terjaga untuk puluhan tahun ke depan.

Berikut poin-poin kritik Tom Lembong yang pernah disampaikan:

1. Pembuatan Undang-Undang IKN terkesan terburu-buru tanpa melibatkan masyarakat secara utuh.

2. Investor sudah ragu pada proyek IKN sejak awal, bukan karena sikap capres penolak IKN.

3. Hilirisasi nikel terlalu dipaksakan sehingga harga anjlok di pasar dunia.

4. Pola pengelolaan tambang nikel berisiko habis dalam dua dekade jika tak diatur pelan-pelan.

5. Indonesia berpotensi kembali bergantung pada nikel impor jika cadangan cepat habis.

Meski sempat dekat dengan pemerintahan Jokowi, Tom Lembong justru berbalik arah dan kerap menyoroti kebijakan strategis yang menurutnya tidak rasional.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved