
Repelita Jakarta - Jejak kritik Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan usai ia divonis empat setengah tahun penjara dalam kasus korupsi impor gula.
Tom Lembong dikenal vokal mengkritik kebijakan pemerintah, terutama pada periode kedua Jokowi.
Setelah tak lagi menjabat, Tom aktif mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024 sebagai co-captain Tim Nasional Anies-Muhaimin.
Salah satu kritik tajam Tom Lembong diarahkan pada kebijakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Tom menilai pembahasan Undang-Undang IKN terkesan dipaksakan dan minim melibatkan partisipasi masyarakat.
Hal itu diungkap Tom saat diskusi publik di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 6 Desember 2023.
Ia juga merespons pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut calon presiden penolak IKN membuat investor ragu.
Menurut Tom, para investor memang sudah meragukan proyek IKN sejak awal, jauh sebelum munculnya capres penolak.
Kritik ini kemudian memicu perdebatan terbuka antara Tom dan Bahlil.
Bahlil membantah anggapan Tom dengan menekankan bahwa pemerintah sengaja memprioritaskan investor domestik pada tahap awal.
Selain IKN, Tom Lembong juga mengkritisi kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.
Ia menilai hilirisasi nikel yang dipaksakan membuat harga nikel global turun tajam setelah Indonesia membanjiri pasar dunia.
Menurut Tom, kebijakan seperti ini merugikan semua pihak karena hanya menguntungkan jangka pendek.
Tom mengingatkan, pendekatan boom and bust hanya membuat Indonesia cepat kehabisan cadangan nikel.
Ia menilai produksi dan ekspor nikel seharusnya dilakukan bertahap agar cadangan tetap terjaga untuk puluhan tahun ke depan.
Berikut poin-poin kritik Tom Lembong yang pernah disampaikan:
1. Pembuatan Undang-Undang IKN terkesan terburu-buru tanpa melibatkan masyarakat secara utuh.
2. Investor sudah ragu pada proyek IKN sejak awal, bukan karena sikap capres penolak IKN.
3. Hilirisasi nikel terlalu dipaksakan sehingga harga anjlok di pasar dunia.
4. Pola pengelolaan tambang nikel berisiko habis dalam dua dekade jika tak diatur pelan-pelan.
5. Indonesia berpotensi kembali bergantung pada nikel impor jika cadangan cepat habis.
Meski sempat dekat dengan pemerintahan Jokowi, Tom Lembong justru berbalik arah dan kerap menyoroti kebijakan strategis yang menurutnya tidak rasional.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok