Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gen-Z Tak Lagi Tunduk pada Narasi Lama, PSI Sindir Isu Pemakzulan Gibran Sarat Kepentingan

Repelita Jakarta - Isu pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus menjadi pembahasan di tengah masyarakat.

Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, memberikan tanggapan menarik terkait perubahan pola pikir generasi muda, terutama kalangan Gen-Z, dalam menyikapi dinamika politik dan tokoh nasional.

Dian mengaku mendapat penjelasan dari Sekjen Relawan Gibranku, Pangeran Mangkubumi, mengenai suasana politik terkini.

Ia menyoroti bagaimana generasi Gen-Z memiliki pandangan yang jauh berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, khususnya terhadap sosok purnawirawan.

“Menurut saya, memang banyak yang berubah dari Gen-Z kita, dibandingkan saya yang Milenial. Terutama cara pandang mereka terhadap purnawirawan,” ujar Dian, Minggu (6/7/2025).

Dian menyebut generasi muda kini tidak lagi mengagungkan purnawirawan seperti generasi sebelumnya.

Program-program seperti ABRI Masuk Desa yang dulu terkenal pun sudah tidak dipahami oleh kalangan Gen-Z.

“Waktu program ABRI Masuk Desa, mereka belum lahir,” ungkapnya.

Ia juga menekankan potensi terjadinya kesenjangan pandangan antara kelompok lama yang merasa berpengaruh dan generasi muda yang kini menjadi mayoritas.

“Saya khawatir ke depan, ada kelompok yang merasa begitu besar, sementara Gen-Z menganggapnya biasa saja,” lanjutnya.

Menurut Dian, generasi muda melihat cerita heroik soal perang dan pengabdian militer hanya sebagai pekerjaan biasa.

“Paradigma mereka terbentuk oleh perkembangan zaman. Bagi mereka, purnawirawan tidak ada bedanya dengan pensiunan PNS dan lain-lain," katanya.

"Cerita heroik, perang ke pedalaman hutan dan menjaga perbatasan, bagi Gen-Z itu adalah pekerjaan,” sambungnya.

Ia menambahkan bahwa purnawirawan sendiri kini menyadari bahwa dunia telah berubah.

“Dunia terus bergerak, banyak yang berubah. Purnawirawan sudah tahu itu,” pungkas Dian.

Sementara itu, Pangeran Mangkubumi saat hadir dalam diskusi Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One menilai isu pemakzulan Gibran dipaksakan.

"Bahkan kalau saya boleh mengambil sedikit saja kesimpulan apa yang disampaikan oleh ayahanda Sunarko tadi, cenderung subjektif," ujar Pangeran, Minggu (6/7/2025).

Ia menyoroti argumen yang menyebut Gibran tak memiliki kapasitas dan kompetensi sebagai pandangan personal yang bisa dibantah.

"Kalau dikatakan kami ini nasionalismenya tidak diragukan, agak sulit untuk bisa mengatakan kami lebih nasionalisme dibandingkan kalian. Kami lebih patriotik dibanding kalian yang mendukung Wakil Presiden," tambahnya.

Pangeran menilai, membandingkan tingkat nasionalisme serupa dengan mengukur keimanan, yang tidak bisa diukur secara objektif.

"Rasanya narasi itu yang perlu diluruskan. Pernyataan itu kurang lebih sama seperti kami ini lebih suci di hadapan Tuhan. Bagaimana kita bisa mengukur keimanan kita masing-masing," tutupnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved