:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1907287/original/068870700_1518836361-20180217-Trump-AFP1.jpg)
Repelita Amerika Serikat - Dokter Kepresidenan Amerika Serikat akhirnya membeberkan kondisi kesehatan Presiden AS Donald Trump di hadapan publik.
Sebelumnya, warganet ramai membicarakan kondisi lengan Trump yang terlihat bengkak saat muncul dalam sebuah wawancara.
Ramainya sorotan tersebut membuat pihak medis kepresidenan memberikan penjelasan terkait situasi kesehatan Trump.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Kamis (17/7/2025) waktu setempat atau Jumat waktu Indonesia, membacakan surat dari Dokter Kepresidenan Sean Barbabella di Gedung Putih.
Dari penjelasan tersebut, terungkap bahwa Donald Trump mengalami insufisiensi vena kronis.
Insufisiensi vena kronis atau CVI merupakan gangguan aliran darah pada vena yang disebabkan oleh kerusakan atau lemahnya katup vena.
Kondisi ini dapat memicu sejumlah gejala seperti nyeri kaki, bengkak, varises, perubahan warna kulit, hingga luka pada kulit.
Meski demikian, pihak Gedung Putih tetap menegaskan bahwa memar di tangan kanan Trump hanya akibat aktivitas berjabat tangan.
Leavitt menuturkan perubahan warna pada kulit Trump muncul karena iritasi jaringan akibat sering berjabat tangan dan konsumsi aspirin sebagai bagian dari perawatan rutin jantung.
Menurut Leavitt, aspirin dikonsumsi Trump untuk menurunkan risiko serangan jantung dan stroke sehingga dianggap aman digunakan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump juga disebut mengalami sedikit pembengkakan pada kaki bagian bawahnya.
Sebagai tindakan pencegahan dan pemeriksaan rutin, Trump menjalani serangkaian tes medis mendalam.
Pemeriksaan meliputi tes vaskular, pemeriksaan pada ekstremitas bawah, serta ultrasonografi.
“Hasil ultrasonografi menunjukkan adanya insufisiensi vena kronis, kondisi yang jinak dan lazim dialami orang berusia di atas 70 tahun,” kata Leavitt. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

