Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dian PSI Tuding Said Didu Tak Jujur soal Jabatan dan Kekayaan Fantastis

 

Repelita Jakarta - Kader Partai Solidaritas Indonesia, Dian Sandi Utama, menanggapi keras pernyataan Said Didu yang disampaikan dalam sebuah diskusi publik.

Menurut Dian, ada ketidaksesuaian antara klaim Said Didu dan fakta mengenai riwayat jabatannya.
Dian menyebut bahwa pernyataan Said Didu yang mengaku sudah menjabat eselon I pada usia 39 tahun tidak sesuai dengan kenyataan.

“Pak Said Didu bicara dengan semangat di ILC bahwa usia 39 tahun sudah jadi eselon I, padahal saat itu beliau masih menjabat eselon II.
Baru pada tahun 2005 ketika Jusuf Kalla menjadi wakil presiden, beliau diangkat menjadi eselon I,” ujar Dian pada Senin, 7 Juli 2025.

Dian menilai hal tersebut bukan sekadar kesalahan mengingat waktu, tetapi menyangkut integritas pribadi.
“Hal kecil saja tidak jujur, tapi mengklaim diri layak jadi panutan. Ini bukan perkara lupa tahun, ini soal pamer dan kejujuran,” tambahnya.

Ia juga menyinggung kekayaan Said Didu yang sempat disorot publik.
“Silakan juga dijawab soal kekayaan yang melonjak tajam dalam waktu singkat sampai Rp 20 miliar,” sindirnya.

Pernyataan Said Didu sebelumnya muncul saat tampil dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang disiarkan TV One.
Dalam forum itu, Said Didu menyampaikan pandangan politik sekaligus pengalaman pribadinya di masa muda.

Ia menyinggung proses perubahan politik pascareformasi dan mengklaim dirinya sebagai contoh anak muda yang berprestasi di masa Orde Baru.
“Saya ini anak muda yang diberi kesempatan bersaing secara sehat sejak zaman Pak Harto. Saya masuk perguruan tinggi tanpa tes dan mencapai karier puncak,” ucapnya.

Said Didu menekankan bahwa keberhasilannya bukan hasil dukungan politik atau bagian dari tim sukses.
Ia menyebut pencapaian sebagai eselon I di usia 39 tahun merupakan prestasi anak muda sesungguhnya.

Ia kemudian menyentil fenomena anak muda yang masuk ke lingkar kekuasaan melalui jalur politik dinasti.
“Jangan bangga kalau sukses karena jadi tim sukses yang masuk lewat jendela. Itu bukan prestasi,” ujarnya.

Pernyataan itu diduga merujuk pada Gibran Rakabuming Raka, yang disebut-sebut memperoleh keistimewaan dalam kontestasi politik nasional.
Said Didu menyatakan bahwa kesuksesan seperti itu bukanlah teladan bagi generasi muda.

“Kesuksesan lewat nepotisme itu bukan contoh baik. Jangan sampai itu jadi dosa jariyah,” tutupnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved