Repelita Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) diam-diam masuk ke bursa dan mengucurkan dana besar demi menahan kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan.
Langkah ini dikonfirmasi oleh Managing Directors Stakeholders Management Danantara, Rohan Hafas, yang menyebut intervensi tersebut dilakukan saat IHSG mengalami penurunan signifikan.
Menurut Rohan, Danantara berperan menjaga kestabilan bursa karena pasar saham Indonesia mudah terpengaruh fluktuasi.
Ia menjelaskan kondisi bursa yang tergolong dangkal membuat pergerakan indeks sangat sensitif terhadap sentimen.
Karena itu, Danantara mengambil posisi sebagai penyangga untuk menahan gejolak pasar.
Namun, ia enggan membeberkan secara rinci berapa besar dana yang telah disuntikkan.
Danantara sebelumnya juga telah menyatakan kesiapan menjadi liquidity provider di pasar modal.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan penempatan dana dari setoran dividen yang akan diterima pada akhir April 2025.
Pandu menyebut bahwa investasi di pasar saham merupakan langkah cepat yang sesuai dengan strategi diversifikasi Danantara.
Ia menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah negara mitra, termasuk Qatar dan Amerika Serikat, guna membentuk dana investasi bersama.
Dana miliaran dolar tersebut rencananya akan difokuskan pada sektor ketahanan pangan, energi, hilirisasi, infrastruktur digital, kesehatan, dan sektor hospitality.
Danantara sendiri telah mengonsolidasikan sekitar 18 emiten, termasuk dari kalangan BUMN, untuk memperkuat struktur investasinya.
Ketua BPI Danantara, Rosan Roeslani, menekankan bahwa investasi tidak dilakukan secara serampangan dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Rosan menjelaskan bahwa tim Treasury Danantara berperan memastikan dana dividen yang masuk tetap produktif sebelum disalurkan ke investasi jangka panjang.
Ia menambahkan bahwa seluruh kebijakan investasi akan memperhatikan aspek pengembalian, penciptaan lapangan kerja, nilai tambah ekspor, pengurangan impor, dan daya saing.
Sementara itu, Pandu menyebut sektor hilirisasi dan infrastruktur digital masih menjadi magnet utama bagi investor dan cocok untuk orientasi jangka panjang Danantara.
Ia menegaskan bahwa investasi Danantara berbeda dengan praktik private equity yang cenderung mengejar keuntungan cepat.
Dengan pendekatan ini, Danantara berharap mampu menciptakan stabilitas sekaligus pertumbuhan ekonomi strategis secara berkelanjutan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.