Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Connie Ungkap Tabiat Jokowi Curiga Ada Agenda Besar Politik: Uruslah Dahulu Pemalsuan Ijazah "Jangan Cari Kambing Hitam"

 

Repelita Solo - Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang mencium adanya agenda besar politik di balik isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Gibran Rakabuming Raka mendapat tanggapan keras dari Connie Rahakundini Bakrie.

Connie menilai tuduhan Jokowi tentang skenario politik hanya menutupi masalah utama yang seharusnya dihadapi secara jujur dan terbuka.

Pernyataan Jokowi diungkap di rumahnya di Solo pada 14 Juli 2025.

Isu ijazah palsu dan rencana pemakzulan Gibran kini tengah diproses di Polda Metro Jaya dengan status penyidikan.

Connie menegaskan momen ini sebaiknya jadi ajang koreksi diri, bukan alasan melempar kesalahan ke pihak lain.

Dalam komentarnya di Instagram Akbar Faizal @akbarfaizal_uncensored pada 16 Juli 2025, Connie menyinggung tabiat Jokowi yang menurutnya gemar membangun narasi kebohongan.

Ia pun menekankan perlunya mengurai dugaan ijazah palsu dan semua hal yang menimbulkan tanda tanya publik.

“Hari ini badai datang, jangan bertanya dari mana angin bertiup. Uruslah dahulu dugaan pemalsuan ijazah, kondisi kesehatan yang dijadikan tameng, serta tabiat yang sejak awal dinilai masyarakat luas menabur narasi kebohongan publik,” tulis Connie.

Connie juga mengutip Heraclitus yang berkata karakter adalah takdir.

Menurutnya, apa yang dialami Jokowi hari ini adalah hasil dari tindakan yang pernah dibuatnya sendiri.

Ia menilai tuduhan tentang adanya agenda politik besar hanyalah upaya Jokowi untuk mengalihkan fokus dari substansi perkara.

“Jika ada badai hari ini, jangan bertanya dari mana datangnya angin. Uruslah dahulu dugaan pemalsuan ijazah, kondisi kesehatan yang dijadikan tameng, serta tabiat yang sejak awal dinilai masyarakat luas menabur narasi kebohongan publik,” tegasnya lagi.

Connie menyebut pemimpin yang pernah diamanahi rakyat seharusnya turun dengan cara terhormat, bukan memperkeruh suasana dengan narasi korban.

Ia pun mengingatkan, kebenaran adalah prinsip moral yang tak bisa ditawar, seperti disampaikan Immanuel Kant.

Mengutip Marcus Aurelius, Connie menulis bahwa semua opini harus dilihat dengan kepala dingin, bukan untuk membangun propaganda.

Connie berharap Jokowi lebih baik diam dan merenung ketimbang terus melempar spekulasi.

Berikut kutipan lengkap Connie dalam kolom komentar tersebut:

"Dear Kaka Akbar Izinkan saya berpendapat

Sebagai guru besar di negeri nan waras dan perkasa, saya terpanggil untuk menyampaikan bukan sekadar kritik, melainkan peringatan bernas dari ruang nalar dan etika.

Jika ada badai hari ini, jangan bertanya dari mana datangnya angin.

Uruslah dahulu dugaan pemalsuan ijazah, kondisi kesehatan yang dijadikan tameng, serta tabiat yang sejak awal dinilai masyarakat luas menabur narasi kebohongan publik.

Seperti dikatakan oleh Heraclitus, “Karakter adalah takdir.”

Maka, bila nasib kini berbalik, lihatlah ke dalam — bukan mencari kambing hitam.

Negara ini telah memilih jalan baru — Presiden ke-8 oleh sejarah dan rakyat.

Maka tidak bijak, bahkan tercela, jika mantan pemimpin ke 7 justru meriuhkan arah bangsa demi ilusi personal.

Proses hukum dan pemakzulan berjalan dalam kerangka konstitusi, dan kebenaran, sebagaimana disampaikan oleh Kant, adalah imperatif moral yang tak bisa ditawar oleh agenda politik sesaat.

Jangan terjebak dalam delusi keagungan diri.

Marcus Aurelius pernah menulis: “Everything we hear is an opinion, not a fact. Everything we see is a perspective, not the truth.”

Maka, berhentilah membangun propaganda.

Negara ini tak butuh narasi korban dari seseorang yang pernah diberi amanah, tapi justru gagal menjaga kehormatan jabatan.

Jika RI-7 masih memiliki sisa kebijaksanaan, gunakan itu untuk diam dalam perenungan, bukan bicara dalam kekaburan.

Dunia tidak akan berhenti untuk meratapi yang tertinggal, tapi sejarah akan selalu menilai siapa yang mampu turun dengan bermartabat.

Salam Negara Berkesadaran."

Sementara itu, Jokowi pada 14 Juli 2025 menyatakan dirinya mencium adanya upaya terstruktur untuk menjatuhkan nama baiknya lewat isu ijazah palsu dan pemakzulan Gibran.

“Ini perasaan politik saya, ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade,” ujar Jokowi.

Juru Bicara PSI Beny Papa mendukung sikap Jokowi yang memilih jalur hukum untuk membuktikan tudingan ijazah palsu.

Menurut Beny, Jokowi punya hak merasa curiga karena dia memiliki sumber informasi yang kredibel.

Ia juga menegaskan bahwa Jokowi sebagai presiden dua periode tetap menghormati hukum meski dituding berbagai isu.

Politikus PDIP Aria Bima pun menanggapi pernyataan Jokowi dengan menyarankan agar mantan presiden itu tak terjebak dalam narasi politik yang sempit.

Ia berharap Jokowi kembali menunjukkan perannya sebagai negarawan, bukan ikut memperkeruh suasana dengan membesarkan isu ijazah palsu.

Baginya, energi bangsa seharusnya digunakan untuk membahas hal lebih penting daripada polemik yang tidak produktif.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved