Repelita Jayapura - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali mengkritik keras maraknya penyelundupan sumber daya laut yang masih terjadi di wilayah perairan Indonesia.
Ia menyoroti aksi TNI AL yang menggagalkan penyelundupan ratusan liter bahan bakar minyak ke Papua Nugini.
"90 persennya dipake untuk curi ikan kita," tulis Susi di akun X miliknya pada 17 Juni 2025.
Komentar itu ia lontarkan menanggapi kabar bahwa Lantamal X Jayapura berhasil menyita 820 liter BBM ilegal yang hendak diselundupkan ke luar negeri.
Kekhawatiran soal pencurian ikan oleh pihak asing sudah lama menjadi sorotan Susi sejak menjabat sebagai menteri.
TNI AL sendiri telah beberapa kali menggagalkan aksi serupa, termasuk upaya penyelundupan komoditas laut seperti sirip hiu dan gelembung ikan.
Terbaru, Tim Satrol dari Lantamal X Jayapura meringkus lima pelaku yang diduga hendak membawa 825 liter pertalite ke Papua Nugini lewat jalur laut Jayapura.
Dari jumlah tersebut, 820 liter berhasil diamankan.
Tiga pelaku diketahui merupakan warga Jayapura, sementara dua lainnya berasal dari Papua Nugini.
Penangkapan bermula dari informasi tim intai tentang keberadaan longboat berkecepatan tinggi yang mencurigakan di perairan Tanjung Jar.
Tim patroli langsung melakukan pengejaran hingga ke Perairan Skouw.
"Kurang lebih 30 menit pengejaran, longboat itu berhenti dan kami melakukan pemeriksaan," jelas Kolonel Laut Dedy Obet, Komandan Satrol Lantamal X.
Peringatan keras sempat diberikan lewat tiga tembakan ke udara saat pelaku mencoba kabur.
Setelah perahu dihentikan, petugas menemukan ratusan liter BBM tanpa dokumen resmi.
Barang bukti dan seluruh pelaku langsung dibawa ke markas untuk ditindaklanjuti.
Jika digabung dengan penangkapan sebelumnya pada 11 Juni, total BBM ilegal yang berhasil digagalkan mencapai 1,6 ton.
Kolonel Dedy menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas tanpa pandang bulu terhadap semua bentuk penyelundupan.
Ia juga menyatakan bahwa dalih mencari nafkah tak bisa dijadikan pembenaran atas pelanggaran hukum lintas batas.
Untuk proses hukum, tiga pelaku WNI telah diserahkan ke kepolisian.
Sementara dua warga Papua Nugini akan ditangani oleh Kantor Imigrasi Jayapura. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
