Repelita Jakarta - Langkah militer Amerika Serikat yang menyerang tiga fasilitas nuklir Iran memicu gelombang protes internasional.
Aksi penolakan meluas, termasuk dari masyarakat AS sendiri.
Ribuan demonstran memenuhi Times Square, New York, pada 22 Juni 2025.
Mereka membawa spanduk besar bertuliskan Tidak ada lagi perang!, menyuarakan penolakan terhadap keputusan Donald Trump.
Sementara di Jepang, massa berkumpul di sekitar Kedutaan Besar AS di Tokyo.
Mereka mengecam agresi militer yang dilakukan terhadap Iran dan mengibarkan bendera Palestina dalam aksi tersebut.
Di Yunani, protes berlangsung di Athena yang dipimpin oleh Pemuda Komunis.
Seorang perempuan terlihat mengangkat poster berisi kecaman keras terhadap serangan udara tersebut.
Solidaritas terhadap Iran juga tampak di distrik Syiah Kadhimiya, Baghdad.
Massa mengibarkan bendera Iran dan Irak, serta membawa gambar Ayatollah Ali Khamenei.
Unjuk rasa itu dipicu oleh serangan balasan AS terhadap Iran setelah konflik yang mencuat sejak 13 Juni 2025.
Serangan awal berasal dari Israel ke wilayah Iran, yang memicu eskalasi besar.
Data korban menunjukkan lebih dari 3.000 orang terluka dan sedikitnya 400 meninggal dunia di pihak Iran.
Sementara Israel melaporkan 25 korban tewas dan 2.500 orang luka-luka.
Ketegangan semakin meningkat setelah Donald Trump mengumumkan bahwa AS telah melancarkan serangan ke Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Tiga fasilitas nuklir utama itu diklaim telah dihancurkan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok