Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Penuh Blunder Made Supriatma Sentil Kabinet Prabowo: Gemuk, Tertutup, dan Sarat Pejabat Gagal Paham

Kaesang Dukung Gibran Jadi Cawapres, Pengamat Ingatkan Politik di Keluarga  Jokowi Tak Kebetulan - Tribunjakarta.com

Repelita Jakarta - Peneliti ISEAS Yusof Ishak Institute, Made Supriatma, mengkritik keras kinerja sejumlah menteri dalam pemerintahan Presiden Prabowo yang dinilainya banyak membuat kesalahan mendasar.

Ia menilai salah satu penyebabnya adalah pola kepemimpinan presiden yang tertutup dan kurang membangun komunikasi langsung dengan para pembantunya.

Made menyebut hanya segelintir orang yang bisa menjangkau presiden secara langsung.

Menurutnya, orang-orang di lingkaran dekat itu sering bersaing satu sama lain dan membawa agenda pribadi meski di permukaan tampak kompak.

“Dia dilindungi dalam kepompong yang tertutup dan hanya bilangan jari orang bisa berkomunikasi langsung dengannya,” tulis Made melalui akun Facebook pribadinya pada 29 Juni 2025.

Dampaknya, banyak menteri disebut tidak memahami dengan benar tugas dan fungsi mereka di kabinet.

Sebagai perbandingan, Made menilai gaya manajemen Presiden Jokowi lebih terbuka, meski dinilai ambisius secara politik.

Jokowi, menurutnya, terbiasa meluangkan waktu untuk berdiskusi langsung dengan para menteri, bahkan dalam situasi krisis.

Made juga menyampaikan beberapa contoh blunder dari menteri era Prabowo.

Salah satunya adalah Wakil Menteri Koperasi yang menyarankan koperasi belajar investasi bitcoin.

Ia menilai gagasan tersebut tidak relevan dengan kondisi ekonomi koperasi di lapangan.

Made mempertanyakan apakah pejabat tersebut benar-benar memahami konsep koperasi dan beda antara ekonomi riil dengan investasi spekulatif.

Kritik juga diarahkan kepada Menteri Ketenagakerjaan Abdul Kadir Karding yang menyarankan agar pengangguran mencari kerja ke luar negeri.

Made menilai pernyataan itu bertentangan dengan tanggung jawab negara untuk menyediakan lapangan kerja di dalam negeri.

“Tidak ada yang membanggakan dari ekspor tenaga kerja dengan skill rendah keluar negeri,” ujarnya.

Ia menilai bahwa mengirim jutaan pekerja Indonesia ke luar negeri hanya memperlihatkan kegagalan negara dalam mengelola potensi SDM sendiri.

Menurutnya, jika mereka hanya jadi tenaga kasar, maka itu bentuk penyia-nyiaan manusia produktif.

“Kita menyelesaikan masalah negara lain tanpa banyak menyelesaikan masalah kita,” tegasnya.

Ia bahkan menyindir para pejabat yang mengeluarkan usulan semacam itu.

“Mengapa bukan mereka saja yang disuruh cari pekerjaan di luar negeri?” sindirnya.

Made menilai kabinet saat ini tidak hanya gemuk secara jumlah, tapi juga berisi pejabat yang tidak sepenuhnya paham dengan lingkup kerjanya.

Ia menyimpulkan bahwa kombinasi antara kepemimpinan yang terisolasi dan aparatur birokrasi yang kurang kompeten merupakan potensi kegagalan pemerintahan yang nyata. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved